''PDIP inginnya sama Golkar
BACA JUGA: Baret Baru Buat Paspampres
Ya, supaya Golkar nggak capek (mencari capres, Red)BACA JUGA: DPR Bantah Isu Suap Hakim Agung
Namun, pria yang sering disapa TK tersebut tak menyebut secara spesifik figur dari Partai Golkar yang sedang diincar.Kiemas mengungkapkan, partainya sudah lama mengomunikasikan keinginan itu ke Partai Golkar
BACA JUGA: Isu Cukong Dibalik Syamsul Muarif
Sebab, sampai saat ini, internal Golkar masih bingung menentukan calon presidennya''Saya rasa Golkar akan mikir-mikir juga (terhadap tawaran PDIP, Red),'' tandasnya.Dengan kemungkinan bersatunya PDIP-Golkar, TK yakin sebuah cita-cita membentuk koalisi permanen yang kuat bisa diwujudkanSebab, dua partai papan atas tersebut pasti akan mendapatkan dukungan luas di masyarakat dan parlemen''Ya, kalau kita berdua bisa jadi sama-sama, berarti bulan purnama (sempurna, Red),'' tambah TK
Sebelumnya, saat acara silaturahmi Dewan Penasihat DPP Golkar, Kiemas juga bertemu KallaSaat itu, TK memberi isyarat kemungkinan ada koalisiHanya, bagaimana komposisinya akan menunggu hasil pemilu legislatif
Di tempat terpisah, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Rully Chaerul Azwar tidak membantah bahwa pihaknya terus berkomunikasi dengan partai banteng moncong putih ituDia juga menyatakan, ide koalisi PDIP-Golkar merupakan salah satu wacana ideal
''Seperti sudah sering kita upayakan dengan partainya Pak Gandjar,'' tandas Rully saat menjadi pembicara dalam diskusi LSI bersama Sekretaris Fraksi PDIP Gandjar Pranowo.
Namun, menurut dia, komunikasi politik tersebut belum bisa diwujudkan secara riil saat ini karena masing-masing kekuatan parpol masih menunggu hasil perolehan suara pada Pemilu 2009Salah satu langkah politik Golkar untuk merancang koalisi permanen, lanjut Rully, adalah mengusulkan syarat pengajuan calon presiden hingga 30 persen.
Dengan asumsi persentase tersebut, Golkar berharap kekuatan parpol bisa mengerucut menjadi koalisi besar''Hasil pilpres lebih legitimateKarena hanya akan ada satu putaran saja,'' tandasnya(cak/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Publik Tak Percayai MA
Redaktur : Tim Redaksi