PDIP: Pembunuhan Tokoh Politik Bukan Tradisi Indonesia, Tak Boleh Dibiarkan

Rabu, 12 Juni 2019 – 22:44 WIB
Charles Honoris. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris mengecam keras rencana pembunuhan terhadap tokoh-tokoh politik nasional seperi yang diungkap kepolisian, Selasa (11/6) kemarin.

"Negara tidak boleh membiarkan aksi tersebut sebelum terlanjur menjadi lingkaran setan kekerasan dalam perpolitikan Indonesia. Terungkapnya rencana tersebut menunjukkan ada upaya memainkan politik kekerasan oleh segelintir elite, ala pembunuhan tokoh-tokoh politik di Timur Tengah atau Amerika Latin," tutur Charles, Rabu (12/6).

BACA JUGA: Kivlan Zen Minta Perlindungan ke Menhan Ryamizard Ryacudu

Seperti diketahui, Polri mengungkap adanya rencana pembunuhan (penembakan) terhadap empat tokoh yakni Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan serta staf khusus presiden bidang intelijen dan keamanan Gories Mere.

"Itu (rencana pembunuhan) merupakan ekspresi ketidakpuasan terhadap proses elektoral yang sudah berjalan," imbuh Charles.

BACA JUGA: Minta Perlindungan, Kivlan Zen Bersurat ke Menhan Ryamizard

Anggota Komisi I DPR RI ini mengatakan, dalam beberapa dekade terakhir, ratusan tokoh politik di Amerika Latin menjadi korban pembunuhan dari lawan politik, kartel narkotika dan kekuatan militer.

(Baca Juga: Pengakuan Tersangka: Kivlan Zein yang Menyuruh Membunuh 4 Pejabat Negara)

BACA JUGA: Habil Marati Penyandang Dana, Kivlan Zen Penentu Target, tetapi Kata Pengacaranya Semua itu Hoaks

Tidak sedikit juga tokoh politik di Timur Tengah yang meninggal dunia karena dibunuh. "Sebut saja pembunuhan mantan PM Lebanon Rafik Hariri, yang membawa negara tersebut kepada tradisi kekerasan yang seakan tak berkesudahan. Nah, Indonesia tidak memiliki tradisi perebutan kekuasaan dengan cara-cara pembunuhan tokoh politik seperti itu," tegas Charles.

Oleh karena itu, Charles mengajak seluruh anak bangsa bersatu untuk menentang dan tidak memberi ruang sedikit pun terhadap segala bentuk politik kekerasan.

"Perebutan kekuasaan dalam negara demokratis seperti Indonesia haruslah melalui pemilu, bukan dengan desing mesiu," ujarnya.

Charles juga memberikan apresiasi kepada TNI dan Polri yang telah mencegah terjadinya pembunuhan tokoh-tokoh politik, dan menjadi benteng terdepan NKRI.

Menurutnya, kesiapan TNI dan Polri dalam menjaga NKRI tersebut hendaknya diikuti dengan sikap elite yang antikekerasan dan mengedepankan cara-cara bermartabat dalam berpolitik.

"Elite politik seharusnya menyadari bahwa kekuasaan bukanlah segalanya, sehingga tidak perlu cara-cara jalanan untuk merebutnya. Sebaliknya, sekeras apa pun pemilu sebagai mekanisme perebutan kekuasaan yang sah dalam negara demokratis, tidak boleh membawa Indonesia pada sebuah lingkaran setan kekerasan," pungkas Charles. (*/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wiranto Tegaskan 4 Pejabat Negara Target Pembunuhan Bukan Karangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler