jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menilai relasi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDIP mulai merenggang. Hal itu terlihat dari langkah sejumlah politikus parpol berlambang Banteng yang mulai mengkritisi kebijakan pemerintah menangani pandemi.
Di sisi lain, Jokowi pun tidak banyak melibatkan kader PDIP di dalam upaya penanganan pandemi. Eks Gubernur DKI Jakarta itu lebih memercayai kader Golkar mengurusi pandemi di tanah air.
BACA JUGA: Pengamat: PDIP Dianggap Gagal jika Menjauhi Presiden Jokowi
"Dalam penanganan pandemi sendiri Jokowi juga lebih banyak mempercayakan kader Golkar dibanding PDIP," kata Dedi melalui layanan pesan, Jumat (6/8).
Namun, dirinya tidak bisa melihat kerenggangan ini sebagai tanda perceraian antara PDIP dengan Jokowi.
Dosen Komunikasi Politik Universitas Telkom itu hanya menyebut ada dua efek dialami PDIP jika benar-benar bercerai dengan Jokowi.
Pertama, kata dia, Jokowi pada dasarnya masih menjadi aset PDIP di dalam kaitan meraup suara pemilih. Perceraian dengan Jokowi membuat partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri sulit meraup suara.
BACA JUGA: Dinar Candy Berbikini Protes PPKM, Gilbert PDIP: Berlebihan, tidak Sesuai Budaya Indonesia
"Pertama, Pemilu 2024 akan makin berat karena tidak ada tokoh utama yang punya basis pemilih sebesar basis Jokowi. Kalau pun ada, saat ini adalah Ganjar Pranowo yang menonjol, sementara PDIP sepertinya juga tidak inginkan Ganjar," tutur Dedi.
Selain itu, kata dia, Jokowi akan menjadi penentu kemenangan parpol. Nantinya partai yang direstui Jokowi 2024 besar kemungkinan akan menang.
"Dengan kondisi sekarang, di mana dukungan PDIP pada kebijakan pemeritah kian tidak solid, justru akan membuat PDIP kehilangan loyalis kader yang cenderung lebih membela Jokowi sebagai tokoh, bukan sebagai kader PDIP," ujar Dedi.
Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono menyampaikan pandangan terkait kritik tajam yang dilontarkan politikus PDIP kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka adalah Puan Maharani, Effendi Simbolon, dan Masinton Pasaribu.
Eks wakil ketua umum Partai Gerindra itu menilai kritik Puan, Effendi, dan Masinton bisa juga menjadi pertanda mulai pupusnya dukungan PDIP kepada pemerintahan Jokowi.
"Kalau demikian, saya rasa Jokowi harus siap-siap ditinggal PDI Perjuangan dan juga PDI Perjuangan lewat dua kadernya harus bisa meminta partai untuk menarik kadernya dari kabinet Jokowi-Maruf amin," ucap Arief. (ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan