jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Golkar Nusron Wahid merespon pernyataan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun yang mengaku khawatir jika PDIP memecat Gibran Rakabuming Raka akan muncul narasi dizalimi.
Nusron mengatakan, narasi tersebut memang benar adanya. Bukan hanya sekedar gimmick atau intrik belaka.
BACA JUGA: Nusron Wahid Puji Cara Pemerintah Paksa Pengusaha Tekan Harga Minyak Goreng
"Soal narasi 'saya dizalimi', ini fakta bukan drakor politik, sehingga tidak pakai narasi dan skrip drama. Semua jalan atas dasar fakta saja," kata Nusron dalam keterangannya, Rabu (1/11/).
Nusron pun mempersilakan, jika PDIP ingin memecat Gibran. Karena menurutnya, kewenangan itu merupakan ranah internal PDIP.
BACA JUGA: Nusron Golkar Sebut Putusan MK Bukan untuk Gibran, tetapi buat Anak Muda Berprestasi
"Kalau mau dipecat yaa monggo. Itu hak dan urusan internal PDIP. Tidak usah dibuat melankolis," ujar dia.
Lebih jauh, Anggota Komisi VI DPR RI itu menyebut Gibran adalah sosok gentleman yang siap menerima segala keputusan partai.
BACA JUGA: Nusron Sebut Prabowo-Airlangga Kombinasi Ideal Patriot & Teknokrat
"Mas Gibran politisi gentlemen, dengan segala keputusan. Mas Gibran mendatangi Mbak Puan dan pamit baik-baik. Karena ada panggilan dari rakyat untuk menjawab kebutuhan kepemimpinan Indonesia," terangnya.
Nusron juga menyinggung soal Gibran yang disebut tidak lurus kepada Megawati. Ia mengatakan, yang dilakukan Gibran saat ini merupakan bentuk rekonsiliasi nasional untuk melanjutkan pembangunan Presiden Jokowi.
"Soal tegak lurus dengan arahan Bu Megawati, apa yang dilakukan Mas Gibran adalah bagian dari upaya untuk melaksanakan proses rekonsiliasi nasional dengan antar kelompok bangsa Indonesia dan melanjutkan pembangunan yang sudah dilakukan Pak Jokowi," tukasnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif