Pebisnis Jangan Sia-Siakan Tahun Politik

Jumat, 25 Juli 2014 – 19:09 WIB
Anindya Bakrie.

jpnn.com - JAKARTA -- Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin), Anindya N Bakrie, mengatakan tahun politik menjadi momentum positif bagi bisnis media massa.

Sebab, kebutuhan akan media massa semakin meningkat tajam sehingga memancing pelaku bisnis memasang iklan untuk mendapatkan sentimen positif.

BACA JUGA: PLN Manfaatkan Libur Lebaran untuk Istirahatkan Pembangkit

Menurutnya, tahun politik saat ini akan bertahan sampai Oktober 2014. Baru setelahnya disusul pergantian pemerintahan, pengumuman kabinet baru, kinerja pemerintah dalam 100 hari pertama, dan mulainya Pasar ASEAN.

Menurutnya, semua ini adalah gambaran masyarakat terkait kebutuhan akan berita yang semakin tinggi.

BACA JUGA: Tingkatkan Pelayanan Penerima Pensiun, Taspen Gandeng Peruri

Karenanya, Presdir PT Visi Media Asia (VIVA) ini mengimbau pelaku bisnis untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Dia berharap semua pelaku bisnis dapat memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan keuntungan. "Kami selaku pebisnis media diuntungkan dengan kondisi tersebut," tutur Anindya di Jakarta, Jumat (25/7).

BACA JUGA: Renegosiasi dengan Newmont Dihentikan

Anindya mencontohkan TV One dan ANTV yang mampu mendorong pendapatan melaju hingga Rp 1,06 triliun.

Selama Semester I 2014 berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 84,32 miliar, melonjak 202,5 persen dibandingkan periode sama tahun 2013.

Selama periode ini, pendapatan VIVA mencapai Rp 1,06 triliun, tumbuh 46,7 persen daripada periode sama 2013 sebesar Rp 721,77 miliar. EBITDA perseroan naik 52,8 persen menjadi Rp 353,02 miliar.

Sementara fluktuasi yang terjadi pada saham VIVA di Bursa Efek Indonesia beberapa waktu lalu, tidak berkaitan dengan kinerja dan prospek bisnis perseroan.

Menurut Anindya, fluktuasi harga saham di bursa sesungguhnya hal yang biasa.

"Kami tidak bisa mengontrol pergerakan saham karena hal itu di luar kontrol perusahaan. Tetapi kami yakin dengan fundamental yang solid dan strategi bisnis yang kuat, investor yang rasional akan melakukan keputusan investasi yang lebih baik," kata Anindya.

Pada penutupan perdagangan Kamis (24/7) harga saham VIVA melesat 9,57 persen ke level harga Rp 229 per saham.

Sedangkan Analis pasar Modal dari Trust Securities Reza Priyambada menjelaskan adanya hasil Quick Count Pemilihan Presiden yang berbeda dari media lainnya membuat persepsi pelaku pasar terhadap VIVA menjadi negatif. "Share penonton berkurang dan dapat mengurangi pendapatan," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan tingkat kesehatan keuangan VIVA di tahun 2013 rata-rata berada pada level yang dinilai baik. Beberapa rasio yang menggambarkan kesehatan kinerja keuangan, terutama bila dikaitkan dengan utang yang dimiliki VIVA masih dapat dikategorikan baik dan tidak sampai dinilai sangat memberatkan operasional VIVA. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Instruksikan Ladeni Gugatan Newmont


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler