jpnn.com, PALEMBANG - Kekalahan telak Sriwijaya FC 0-3 dari PSMS Medan di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Kamis (18/10) lalu menjadi laga perpisahan Subangkit.
Juru taktik asal Pasuruan itu resmi dilengserkan manajemen Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya FC, Jumat (19/10).
BACA JUGA: Subangkit Tak Lagi Dampingi Latihan Sriwijaya FC, Ada Apa?
Setelah manajemen melakukan evaluasi, pelatih kelahiran, 29 November 1959, itu tak lagi dampingi Yu Hyun Koo dan kawan-kawan dalam delapan sisa laga.
Termasuk partai “nostalgia” pekan ke-27 Liga 1, 2018 kontra PSIS Semarang mantan tim asuhannya pada putaran pertama, (23/10) nanti.
BACA JUGA: Sriwijaya FC Minta PSSI Urus Pemain Cedera Saat Bela Timnas
Ini bukan kali pertama klub kebanggaan masyarakat Sumsel melakukan pergantian pelatih musim ini. Sebelumnya pada jelang akhir putaran pertama arsitek Rahmad Darmawan juga dilengserkan, 13 Juli lalu.
“Ya, aku sudah tidak di tim Sriwijaya FC senior lagi. Aku sudah disuruh manajemen untuk fokus pada Sriwijaya FC U-19,” ujar Subangkit pelatih kepala Sriwijaya FC saat dikonfirmasi, tadi malam.
BACA JUGA: Subangkit Berharap Sriwijaya FC Terus Dinaungi Tren Positif
Lantas siapa gantinya? Mantan pemain Persebaya Surabaya ini mengaku tidak tahu pasti. Namun, dia memastikan bukan Hartono Ruslan asisten pelatih pelatih Sriwijaya FC saat ini.
“Bukan Mas Har (Hartono Ruslan, red). Tanya saja sama manajemen langsung, sepertinya pelatih asing,” tukas dia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pengganti Subangkit adalah mantan pelatih Persebaya Surabaya, Angel Alfredo Vera. Juru taktik asal Argentina berusia 45 tahun itu, sudah tidak bersama Bajul Ijo–julukan Persebaya–sejak 31 Agustus lalu.
Alfredo dilengserkan setelah klub kebanggaan masyarakat Surabaya ini kalah 1-3 di markas Perseru Serui, Selasa (31/7) lalu. Kekalahan ketiga secara beruntun. Namun sayang, manajemen Sriwijaya FC masih belum mau terus terang.
Namun, PLT Dirut PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM), H Muddai Madang tak mengelak jika sudah melakukan evaluasi. “Betul Subangkit kita kembalikan ke Sriwijaya FC U-19. Sekarang kita masih lihat pelatih yang cocok,” kata Muddai, tadi malam.
Menurut pria yang juga wakil ketua KOI ini tak kalah penting juga adalah semangat dari para pemain. Tetap positif menatap laga berikutnya. Melawan PSIS Semarang. Tadi malam, Muddai bahkan datang di kegiatan makan malam pemain. Di Grand Inna Daira Hotel, Palembang.
“Malam ini santai saja. Kita seperti malam-malam sebelumnya. Hanya memang harus lebih semangat lagi. Cepat lupakan, fokus, siapkan yang terbaik,” tukas dia.
Asisten Manajer Sriwijaya FC, Ahmad Haris menegaskan, kalau memang terjadi pergantian, yang diperlukan adalah pelatih yang punya visi. Juga menggaransi mampu mengolah tim yang ada saat ini menuju performa terbaiknya.
“Selama itu bisa mencapai target dengan memaksimalkan pemain yang ada, tentu kita juga berharap dukungan dari seluruh fans Sriwijaya FC agar semua berjalan sesuai harapan,” timpal dia.
Bagaimana respon suporter? Mereka lebih memilih menyoroti soal peluang degradasi. Klub berjuluk Laskar Wong Kito itu memang masih nangkring di posisi 13 klasemen sementara. Namun peluang untuk terjun ke zona degradasi masih sangat terbuka.
Analisanya, total poin hanya beda dua dari PS TIRA yang berada di ranking 16 atau batas zona merah. Perbedaan poin dengan Perseru pada posisi juru kunci juga sangat tipis hanya 3 poin.
Nah, jika tergelincir pada sisa laga, Liga 2 bisa jadi habitat Yu Hyun Koo dan kawan-kawan musim depan. Untuk menghabiskan kompetisi juga tidak mudah. Dari delapan sisa laga, lima di antaranya partai away.
Mulai dari lawatan ke PSIS Semarang, (23/10), kemudian lanjut ke Persela (4/11), PS Tira (17/11), Persija (24/11) dan ditutup ke Arema FC (7/12). Sementara laga kandang juga tidak ringan. Akan menjamu Perseru (9/10), Barito Putera (12/11) serta Mitra Kukar (30/11).
“Apapun caranya agar Sriwijaya FC berprestasi, kami akan tetap men-support,” ujar Edi Ismail, ketua S-Man Hooligan, Sabtu.
Hal senada diucapkan Eko Ariyadi, Ketua Singa Mania. Dia mempertanyakan kualitas permainan Yu Hyun Koo dan kolega. Jauh berbeda dibandingkan dengan permainan melawan Bali United di laga home sebelumnya.
“Bagaimanapun caranya Sriwijaya FC harus tetap di Liga 1,” tegasnya.
Agung Fakhrurrozi, presiden Ultras Palembang berharap tak ada lagi poin terbuang di sisa pertandingan ke depan.
“Kalau seperti ini, tandang dan kandang harus dapat poin,” tukasnya.
Ditambahkan Qusoy SH dirigen Ultras Palembang, Liga 2 bukan tempat ideal bagi klub pemilik gelar double winner era 2007/2008.
“Sriwijaya FC sudah menjadi ikon masyarakat Sumsel. Mau ditaruk dimana muka kita kalau sampai degradasi. Menurut saya nanti dulu urusan audit keuangan, sekarang bagaimana caranya agar aman dari degradasi dulu,” tambah dia.
Pria yang gemar memakai topi ini juga berharap agar manajemen Sriwijaya FC segera koordinasi dengan Gubernur H Herman Deru.
“Duduk bareng dulu antara manajemen dan Sriwijaya FC. Semua tetap harus kondusif agar para pemain dan pelatih bisa fokus menghadapi sisa kompetisi,” tukas dia. (aja/ion/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Butuh 20 Poin Lagi Agar Biar Sriwijaya FC Tak Terdegradasi
Redaktur & Reporter : Budi