Pencinta Mi Instan, Tolong Perhatikan Saran Dokter Spesialis ini

Minggu, 11 Juli 2021 – 18:13 WIB
Mi instan dari Korea. Foto: Serious Eat

jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis gizi Juwalita Surapsari menyampaikan pesan khusus pada masyarakat yang hobi mengonsumsi mi instan.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini berpesan untuk memperhatikan kandungan kalori yang ada.

BACA JUGA: Desakan Jokowi Mundur Hanya Opini di Medsos, Benar Enggak ya?

Selain itu, juga sangat penting memperhatikan kandungan garam yang tinggi dalam produk mi instan.

"Banyak mi instan mengandung kalori lebih rendah. Untuk menjadi sehat, pertimbangannya tidak hanya mengenai kalori, harus jeli mengetahui kandungan lain dalam makanan tersebut," ujar Juwalita Surapsari dalam pesan elektroniknya, dikutip Minggu (11/7).

BACA JUGA: Masuk Akal juga Alasan PD Usulkan Kompleks Parlemen Jadi RSD COVID-19

Juwalita mengingatkan masyarakat jeli mencermati label pada kemasan produk yang akan dibeli.

Cek kandungan natrium produknya (bagian dari garam dengan jumlah tinggi).

BACA JUGA: Gus Jazil Tolak Usulan Halaman Kompleks Parlemen Jadi RSD COVID-19

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tak boleh lebih dari 20 persen per hari atau setara 1 sendok teh per hari.

Selain garam, perhatikan juga soal kandungan lemak dalam produk.

Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi lemak dalam produk per orang per hari 20-25 persen dari total energi atau setara 5 sendok makan (67 gram).

Hal lain yang sangat penting diperhatikan, mengonsumsi mi instan sebaiknya jangan dibarengi makanan olahan lain seperti sosis atau bakso.

Menurut Juwalita, makanan ini cenderung mengandung garam yang tinggi, sehingga berisiko membuat seseorang kelebihan asupan garam.

"Boleh-boleh saja mengonsumsi produk ini, namun tidak setiap hari dan harus memperhitungkan makanan lain misalkan tidak dikonsumsi bersama makanan olahan lain seperti sosis atau bakso," katanya.

Juwalita menyebut seseorang bisa menambahkan beberapa sayuran dan sumber protein misalnya telur dan tofu untuk meningkatkan profil nutrisi dalam mi instan.

Pakar diet dari Mount Elizabeth Hospital Seow Vi Vien menyarankan menggunakan seperempat atau setengah porsi bumbu saja.

Anda bisa menambahkan daun bawang atau ketumbar untuk meningkatkan rasa.

"Bila menggunakan versi instan yang tidak perlu dimasak, hindari mengonsumsi semua kuahnya (apabila itu berkuah) membantu mengurangi asupan garam dan sertakan sayuran dan sumber protein seperti telur di sampingnya."

"Jika tidak dapat memasukkan sayuran, maka pasti kan untuk memenuhi asupan sayuran pada waktu makan berikutnya," kata Seow Vi Vien seperti dikutip dari The Strait Times.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler