Pedagang HP Bohir Teroris Maute Dibekuk

Sabtu, 28 Oktober 2017 – 06:18 WIB
Marinir Filipina patroli di Kota Marawi. Foto: AFP

jpnn.com - Keberhasilan menumpas kelompok militan Maute di Marawi, Provinsi Lanao del Sur, kepulauan Mindanao, membuat pemerintah Filipina percaya diri bisa mengatasi kelompok militan mana pun yang kerap berulah di beberapa wilayahnya.

Presiden Rodrigo Duterte pun akan memerintahkan panglima militer Filipina (AFP) yang baru untuk membentuk 10 batalyon infantri (yonif) tambahan guna memerangi militan yang berkiblat pada ISIS.

BACA JUGA: Maute Tamat, Duterte Malah Ketakutan

Konflik yang terjadi di Marawi sejak 23 Mei merenggut sekitar 1.100 nyawa. Sebanyak 165 di antaranya adalah polisi dan anggota AFP. Bagi Duterte, akhir pertempuran di Marawi bukan akhir dari perjuangan ISIS.

Masih ada peluang pembalasan. ’’Saya mengingatkan kalian untuk selalu waspada dan berjaga-jaga karena ekstrimisme kini menjadi masalah global,’’ tegas pria yang akrab disapa Digong itu.

BACA JUGA: BNPT Agresif Kampanyekan Perdamaian di Dunia Maya  

Satu batalyon berkekuatan 500 tentara. Artinya, bakal ada rekrutmen 5 ribu tentara baru. Jumlah itu akan menambah kekuatan mereka yang kini memiliki 130 ribu personel.

Panglima AFP yang baru Letjen Rey Leonardo Guerrero mengatakan ingin mengakhiri konflik bersenjata di Filipina. Karena itu, penting untuk menghancurkan seluruh militan ISIS.

BACA JUGA: Bom Bunuh Diri Meledak di Masjid, 72 Jemaah Tewas

’’Kami sudah memiliki target dan perkiraan waktu dan saya ingin memenuhinya,’’ katanya.

Kemarin, Jumat (27/10) kepolisian Filipina juga menyatakan telah menangkap Rasdi Malawani, pedagang HP yang membantu mendanai pergerakan militan Maute.

Kepala Polisi Manila Oscar Albayalde mengungkapkan bahwa mereka menggeledah rumah Malawani Kamis (26/10).

Mereka menemukan pistol dan rocket-propelled grenade (RPG) di dalam rumah yang terletak di pinggiran Kota Manila itu. Malawani merupakan saudara ipar Maddie Maute, salah satu anggota Maute bersaudara yang menyerang Marawi.

Untuk membantu pergerakan militan Maute, Malawani menggalang dana dari puluhan gerai di Salaam Bazaar, Quezon City, pertokoan milik Farhana Maute yang menjual telepon genggam serta barang elektronik dan aksesorinya.

Karena Farhana dipenjara, Malawani yang menjalankan bisnis. Setiap bulan pria 42 tahun itu berhasil menggalang dana sekitar 300 ribu peso atau setara Rp 78,8 juta dan dikirimkan ke kelompok Maute di Marawi. Itu dilakukan selama lima bulan berturut-turut selama konflik berlangsung.

’’Dia tinggal di Manila dan tidak terlibat pertempuran. Dia dianggap sebagai pendukung dan simpatisan,’’ kata Albayalde saat konferensi pers kemarin.

Tugasnya hanya membantu kelompok Maute secara finansial. Malawani tidak diizinkan berbicara dengan para jurnalis yang datang. Dia juga tidak didampingi pengacara.

Sementara itu, CNN merilis video yang menunjukkan jasad militan ISIS asal Malaysia Mahmud Ahmad. Dia digadang-gadang sebagai pengganti Isnilon Hapilon untuk menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara.

Mahmud Ahmad juga merupakan salah seorang yang mendanai operasi Maute di Marawi. Berita tentang kematiannya tersebar sejak beberapa hari lalu, tetapi baru kali ini ada kepastian via video.

Mantan dosen Universiti Malaya tersebut merupakan satu di antara 50 militan yang tewas saat gedung tempat mereka bersembunyi dibom AFP.

Dia di Marawi bersama istrinya yang tengah hamil. Belum diketahui apakah istrinya termasuk korban tewas atau tidak. (Reuters/TheStraitTimes/sha/c15/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suhardi Alius Paparkan Prestasi BNPT di Jerman


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler