jpnn.com, PALEMBANG - Kenaikan harga cabai berdampak pada semua kalangan, utamanya bagi pelaku usaha makanan pedas.
Seperti yang dirasakan Taher selaku owner Tekwan Model Bik Beng Palembang.
BACA JUGA: Tekwan dan Model Kuah Merah di Bikbeng Menggugah Selera, Yuk Dicoba
Menurut Taher, dampak utamanya akibat kenaikan harga cabai adalah modal yag bertambah.
"Model dan tekwan kami ciri khasnya kuah merah. Jadi, modal yang awalnya hanya satu juta karena cabai naik menjadi satu juta setengah, bahkan menyentuh dua juta," ungkap Taher saat ditemui di kedainya di Jalan Rukun Plaju Palembang, Jumat (3/11).
BACA JUGA: Harga Cabai Makin Pedas, Tembus Rp 90 Ribu Per Kilogram
"Karena memang harga cabai di pasaran mengalami kenaikan hingga berkali kali lipat," sambung Taher.
Kendati cabai naik, harga model dan tekwan jualan Taher tidak mengalami kenaikan.
BACA JUGA: Harga Cabai Jadi Pemicu Utama Inflasi di Sumsel
"Model tahu kuah biasa Rp 6 ribu, model tahu kuah merah Rp 8 ribu, sedangkan model telur kuah biasa Rp 8 ribu, dan untuk model telur kuah merah Rp 10 ribu," ujar Taher.
Selain tidak menaikkan harga, Taher mengaku juga tidak mengurangi takaran.
"Untuk takaran juga tidak dikurangi, karena kami ingin mempertahankan cita rasa," terang Taher.
Dalam satu hari kata Taher membutuhkan 7 kilo cabai untuk kedai di cabang Plaju.
"Kami ada 4 cabang, sehingga dalam satu hari itu butuh cabai setan sebanyak 28 kilogram," kata Taher.
Taher pun berharap harga cabai segera turun agar modal usahanya tidak bertambah.
"Yah harapannya cabai segera turun, karena sudah satu bulan ini harga cabai tidak turun-turun," tutup Taher. (mcr35/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Cuci Hati