Peduli Kampung Lawas Surabaya, Eri Cahyadi Dapat Dukungan Komunitas Sejarah Bubutan Heritage

Senin, 12 Oktober 2020 – 17:49 WIB
Eri Cahyadi (tengah) bersama komunitas sejarah. Foto: source for JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Nama Eri Cahyadi, calon Wali Kota Surabaya, bukanlah asing buat Komunitas Sejarah Bubutan Heritage.

Kepedulian Eri terhadap kampung lawas di Kota Pahlawan membuat namanya spesial di hati komunitas tersebut.

BACA JUGA: Eri Cahyadi Pengin Menambah Bantuan Operasional Pendidikan Daerah Untuk Sekolah Swasta

Komunitas Sejarah Bubutan Heritage pun mengundang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya 2018-2020 itu untuk mengikuti peluncuran Bubutan Heritage, Minggu (11/10) kemarin.

Acara tersebut dimulai dari Gedung Nasional Indonesia yang tak jauh dari kawasan Tugu Pahlawan.

BACA JUGA: Warga Surabaya Antusias Salurkan Aspirasi kepada Armuji di Bilik Sambat Online

Kebetulan, kampung masa kecil Eri Cahyadi juga tak jauh dari situ. Yakni di Jalan Kawatan yang juga masuk dalam Kecamatan Bubutan.

Gedung Nasional sendiri merupakan gedung yang didirikan pada 1930.

BACA JUGA: Eri Cahyadi-Armuji Disebut Paham Permasalahan Kota, Penuh Solusi

Dipakai sebagai tempat berkumpulnya cendekiawan dan masyarakat untuk menyusun strategi menghadapi penjajah. Pada 29 November 2017 Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan tempat ini sebagai museum.

"Bu Risma meresmikan gedung ini sebagai bentuk penghargaan terhadap kebaikan yang ditorehkan para pahlawan. Surabaya adalah Kota Pahlawan. Maka kami harus punya semangat yang sama untuk mempertahankan kebaikan yang ada di kota tercinta ini,” katanya.

Mantan kepala Dinas Cipta Karya dan Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) itu mengatakan, kampung-kampung lawas di Kota Surabaya harus terus dimunculkan. Tujuannya, memperbanyak wisata heritage.

Eri sendiri saat masih menjadi kepala Bappeko merintis terbentuknya Kampung Lawang Seketeng, salah satu kampung masa kecil proklamator RI Soekarno dan pejuang kemerdekaan Bung Tomo.

Bahkan, ada langgar berbentuk panggung yang masih kuat berdiri sejak zaman Belanda. Kampung tersebut sudah diresmikan sebagai salah satu rujukan wisata heritage tahun lalu.

Tak hanya itu, Eri juga merintis wisata heritage anyar di segitiga jalan lawas Surabaya, yakni Jalan Pabean, Jalan Karet, dan Jalan Panggung.

Khusus untuk Jalan Panggung, terdapat lampu penerang jalan yang sangat klasik.

Ornamen lawas itu berpadu dengan jalanan batu paving mirip di kota-kota Eropa.

“Ke depan, kawasan itu akan jadi kawasan pejalan kaki. Kami akan jadikan satu kompleks wisata heritage yang digabungkan dengan wisata air Kali Mas di Jembatan Merah,” katanya.

"Saya juga pernah dipercaya Bu Risma mengepalai program heritage. Salah satunya adalah pembangunan Museum Pendidikan Surabaya yang sudah rampung dan diresmikan pada 25 November tahun lalu," kata Eri.

"Hal-hal bersejarah ini sangat penting, mengingat akar Surabaya selalu merujuk pada nilai keberanian, rela berkorban, kepahlawanan, dan nilai-nilai kebaikan. Sehingga ke depannya, saya akan memaksimalkan dan memperbanyak heritage untuk jadi destinasi wisata di Surabaya," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua PKK RW 06 Bubutan Rini Sutrisno menyatakan, Eri sudah terbukti peduli dengan sejarah Surabaya, bahkan berhasil membangun salah satunya Museum Pendidikan Surabaya.

Kampung-kampung lawas Surabaya pun tak luput dari perhatian Eri.

"Mas Eri merupakan salah satu sosok yang paham Kota Surabaya, terutama kampung-kampung lawasnya. Mas Eri ini arek Suroboyo asli, sedari kecil tak pernah ke mana-mana, tetap di Surabaya. Mas Eri tak akan melupakan kampung-kampung lawas di Surabaya, karena ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang harus dilestarikan," ujar Rini.

Senada dengan Rini, Ketua RT 03 RW 06 Kelurahan Bubutan Suyatno atau lebih akrab disapa Cak Oon menyatakan Eri sangat meneladani semangat pejuang.

"Beliau berjuang meneruskan perjuangan Bu Risma, emake arek-arek Suroboyo yang selama ini peduli tentang haritage. Mudah-mudahan semangat Bu Risma dan Mas Eri dapat menjadi inspirasi dan contoh bagi pemimpin di Indonesia bahkan seluruh dunia," ujar Cak Oon. (*/adk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler