jpnn.com - SIMEULUE – Sudah tiga tahun menjabat di Pemerintahan Kabupaten Simeulue, tak membuat bupati dan wakilnya dikenal masyarakat di daerah seluas 2.125,02 kilometer persegi tersebut. Bahkan mereka yang bekerja di pemerintahan, seperti tenaga honorer, ada yang tak mengenal pimpinan mereka tersebut.
Fakta ini terungkap saat digelarnya razia pada Sabtu (2/5) malam oleh Pemkab Simeulue, yang dipimpin langsung Wakil Bupati Hasrul Edyar. Turut serta Kapolres AKBP Edi Bastari dan Dandim Letkol Letkol Kav Muhammad Syarifuddin.
BACA JUGA: Didorong Pemuda ke Rel KA, Siswi Tewas Diseruduk Kereta
Dalam rombongan razia mendadak ini juga ada Ketua MPU Muchsin Raf, Kadis Syariat Islam, Alamsyar serta Kasatpol PP WH Ali Hasmi SH, serta sejumlah Kepala Sekolah Tingkat SMP dan SMA sederajad. Sejumlah titik rawan lokasi pelanggaran qanun Syariat Islam, didatangi tim razia.
Rombongan razia hanya menggunakan tiga mobil, menuju areal pelabuhan kargo, Kota Sinabang, yang selama ini diduga sarang pelanggaran syariat Islam. Di lokasi ini ditemui dua pria inisial KAI (21) dan WIL (18), sedang asik menikmati minuman tuak.
BACA JUGA: Kisah Preman Berilmu Kanuragan, Sadar karena Mantan Istri yang Baik Hati
Kapolres AKBP Edi Bastari, langsung menggiring kedua penikmat tuak itu, untuk menunjukan lapak pedagang tuak. Kemudian ditemukan tuak siap jual, sebanyak 5 liter dan mengamankan pedagang tuak inisial AP (42). Setelah mendapat peringatan keras, penikmat tuak itu dilepas.
Kemudian tim razia, mendatangi pelabuhan Pertamina, juga selama ini dikenal lokasi pelanggaran syariat Islam. Di tempat ini dua pasang non muhrim diamankan, salah satu diantaranya, inisial MER (21) pegawai honorer RSUD Simeulue.
BACA JUGA: Tak Punya Buku Nikah kok Ngekos Satu Kamar, Tujuh Pasangan Diangkut
MER bersama pasangannya inisial NAS (26), awalnya tidak menggubris kedatangan tim. MER yang telah dua tahun berstatus pegawai honorer, langsung dinterogasi Wakil Bupati Hasrul Edyar.
Ternyata MER, tidak mengenal dan tidak mengenal dan mengetahui Wakil Bupati Hasrul Edyar, saat itu menggunakan topi haji warna hitam dan jaket merah. Dia hanya mengenal Asludin, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simeulue,
MER seraya turun dari kenderaan roda dua mendekat untuk menyelidiki wajah Hasrul Edyar "Saya gak kenal, saya gak tau, siapa itu Hasrul", kata MER, kontan saja membuat Wabup terperanjat dan geleng-geleng kepala.
Selain MER tidak mengenal Hasrul Edyar, tim razia kemudian menyebutkan sejumlah nama pejabat teras lainnya, termasuk nama Bupati Drs H Riswan NS, Kadiskes dr Armidin Rihad dan Kasatpol PP WH Ali Hasmi SH, serta Kapolres AKBP Edi Bastari.
"Gak tau dan tidak kenal, gak pernah dengar nama mereka itu", sebut MER, yang bertugas di RSUD Simeulue, bagian bidang Neurologi (saraf).
Karena bawahannya telah melakukan pelanggaran syariat Islam dan mengakui tidak mengenal atasannya, Wabup Hasrul Edyar langsung melakukan komunikasi dan perintahkan Asludin, Direktur RSUD Simeulue.
"Catat nama stafmu ini, dan tolong dibina, karena telah melanggar qanun syariat islam dan tidak mengenal atasannya," perintah Hasrul Edyar, yang memperbesar volume telepon gengamnya saat bicara dengan Asludin. (Ahi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Suara Mantan Kombatan GAM
Redaktur : Tim Redaksi