Pegawai Starbuck Berulah, Gelas Konsumen Ditulis ISIS, Aishah Menuntut

Minggu, 12 Juli 2020 – 16:10 WIB
Aishah dan gelas kopi Starbuck bertuliskan ISIS. Foto: kolase India.com

jpnn.com, MINNESOTA - Seorang wanita bernama Aishah dari Twin Cities, merasa diperlakukan tidak pantas saat memesan minuman di kedai kopi Starbucks, di Saint Paul, Amerika Serikat.

Kejadian itu saat Aishah memesan minuman, yang biasanya pembeli akan ditanyakan nama untuk dituliskan di gelas.

BACA JUGA: Pengintip Pengunjung Starbuck Jadi Tersangka, Berikut Hasil Investigasi Polisi

Namun faktanya berbeda. Pegawai Starbucks yang melayani Aishah justru menulis kata ISIS di tempat minum yang dipesannya, bukan nama aslinya.

Kejadian itu terjadi di Minnesota, Amerika Serikat. Aishah mengatakan bahwa ia menerima minuman berlabel ofensif.

BACA JUGA: Kisah Wabup Siak yang Selamat dari Serangan Berdarah di Starbuck Sarinah

Mengutip New York Post, Aishah mengatakan barista itu memberikan minuman kepadanya, yang bertuliskan "ISIS" - singkatan dari kelompok teroris Negara Islam - tertulis di atasnya dengan spidol hitam.

Aishah sempat bertanya kepada pegawai tersebut soal tulisan 'ISIS itu.

BACA JUGA: Gegara Nama, Gadis Cantik Berhijab Ini Viral, Berikut Pengakuan Sang Mama

Namun, barista mengatakan, dia tidak terlalu mendengar saat Aishah menyebutkan namanya. Bahkan, manajer Starbucks malah membela karyawannya.

"Saat saya melihatnya, saya kewalahan dengan banyak rasa emosi," kata Aishah.

“Saya merasa diremehkan dan dihina. Ini adalah kata yang menghancurkan reputasi muslim di seluruh dunia. Saya tidak percaya bahwa di zaman sekarang ini, sesuatu seperti ini dapat dianggap dapat diterima," uangkapnya dengan rasa kesal.

American - Islamic Relations (CAIR) di Minnesota, meminta semua staf yang terlibat dalam insiden tersebut untuk dipecat dari toko.

Seorang juru bicara Target -- pengelola toko Starbucks, mengatakan bahwa pelabelan itu adalah "kesalahan yang tidak menguntungkan."

“Kami telah menyelidiki masalah ini dan percaya bahwa itu bukan tindakan yang disengaja tetapi kesalahan yang disayangkan yang bisa dihindari dengan klarifikasi lebih lanjut," kata Target dalam sebuah pernyataan.

Kendati Target sudah melakukan klarifikasi, CAIR menyebutkan itu belum cukup. Aishah juga menyebut belum pihak Starbuck yang meminta maaf kepadanya.

Oleh karena itu, CAIR berencana mengajukan tuntutan diskriminasi kepada Departemen Hak Asasi Manusia Amerika Serikat, dan akan mempertimbangkan untuk melakukan protes. (Nypost/mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler