jpnn.com - BATAM - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Guntur Sakti, mengklaim penangkapan para terduga teroris di Batam, Kepulauan Riau, pekan lalu berdampak pada turunnya wisatawan asal Singapura ke Batam.
Guntur mencatat, dalam dalam beberapa hari terakhir terjadi penurunan kunjungan wisman Singpaura sebesar 0,2 persen.
BACA JUGA: Ratusan TKI Bermasalah Ini Dipulangkan ke Surabaya
Guntur mengaku sangat menyayangkan hal ini. Sebab wisman asal Singapura menyumbang kunjungan terbesar ke Indonesia melalui Batam.
"Dua hari belakangan ini sangat tidak menguntungkan industri pariwisata di Batam," ujar Guntur di Mapolda Kepri, seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group), hari ini (9/8).
BACA JUGA: Gubernur Dorong Rute Penerbangan Babel-Jabar
Guntur menjelaskan, setiap tahunnya kunjungan wisatawan Singapura ke Batam mencapai 1 juta orang. Bahkan, oleh warga Singapura, Batam sudah diangap seperti rumah kedua (second home).
"Tapi dengan kejadian ini (teror bom dan penangkapan teroris, red) menjadi hot news di sana (Singapura) dan berpengaruh ke pariwisata," terangnya.
BACA JUGA: Pak Bupati Ini Terus Terkenang Saran dari Megawati
Guntur mengatakan, sejumlah agen wisata mengeluhkan dampak isu teror tersebut. Menurutnya, banyak agen wisata yang melaporkan beberapa grup wisata dari luar negeri mendadak membatalkan rencana kunjungan ke Batam.
"Banyak yang cancel," ucapnya.
Namun seperti disampaikan Kapolda Kepri, Guntur menyebut masyarakat Singapura tak perlu khawatir mengunjungi Batam. Sebab, penangkapan teroris tersebut merupakan langkah tepat pihak kepolisian untuk menjaga keamanan dan kenyamanan.
"Kita turut apresiasi langkah pihak kepolisian. Oleh karena itu tidak ada yang perlu ditakuti," katanya.
Guntur meminta pihak kepolisian untuk tetap memberi keamanan dan kenyamanan masyarakat di Batam. Hal ini nantinya akan mengembalikan kepercayaan para wisatawan.
"Langkah utama untuk mengembalikan wisatawan ini, yaitu memberikan rasa aman," paparnya.
Namun pernyataan Guntur ini tak sesuai dengan kondisi di lapangan. Pantauan Batam Pos di sejumlah pelabuhan internasional di Batam tak menunjukkan adanya penurunan arus lalu lintas penumpang dari dan ke Singapura.
General Manager (GM) PT Synergi Tharada selaku pengelola Pelabuhan Internasional Batam Center Point, Reza Slamet Riyadi, mengatakan jumlah orang yang berangkat dan pergi dari dan ke Batam masih normal pascapenangkapan terduga teroris di Batam, Jumat pekan lalu.
"Jumlahnya sama. Rata-rata 4.500 hingga 5.000 per hari," kata Reza usai menghadiri Perayaan HUT ke-13 Pelabuhan Batam Centre Point, kemarin.
Reza mengakui, banyak isu yang berkembang terkait terorisme. Termasuk dengan isu Pelabuhan Batam Centre Point menjadi satu target pengeboman. Namun, pihaknya segera mengantisipasi hal tersebut.
Manajemen pelabuhan telah berkoordinasi dengan banyak pihak. Seperti kepolisian, Direktorat Pengamanan, Pangkalan Angkatan Laut, serta BNN. Namun, menurut Reza, ia diuntungkan dari segi posisi. Pelabuhan Batam Centre Point berada di pusat kota Batam. Pengamanan di pusat kota Batam tentu akan diprioritaskan.
"Apalagi ini objek vital. Ini mewakili ikon Batam. Kalau ini terancam, seolah-olah Batam yang terancam," katanya.(ceu/opi/ska/eja/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Jadinya Suami Tergoda Bujang Pemanjat Kelapa Sawit
Redaktur : Tim Redaksi