jpnn.com, JAKARTA - Pekan ASI Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 1 hingga 7 Agustus bertujuan untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya peran ASI untuk tumbuh kembang bayi.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ASI merupakan sumber nutrisi dan energi yang penting bagi bayi pada usia 6-24 bulan.
BACA JUGA: Konsumsi Daun Torbangun Meningkatkan Produksi ASI Hingga 65%
ASI memenuhi lebih dari setengah kebutuhan energi pada anak usia 6-12 bulan dan sepertiga dari kebutuhan energi pada anak usia 12-24 bulan.
Manfaat dari ASI, di antaranya adalah meningkatkan daya tahan tubuh bayi, dapat mencegah obesitas pada si kecil, menciptakan bonding pada ibu dan anak, semakin kuat tulang si kecil dan berperan dalam mencegah adanya malnutrisi.
BACA JUGA: 6 Gejala Bayi Kekurangan ASI
ASI juga dapat berperan dalam proses penyembuhan ketika anak terserang penyakit.
“Kami berusaha mendukung ibu menyusui dengan berbagai cara, seperti Klinik Laktasi, konseling untuk mendukung ibu menyusui di NICU, Family Centered Care (FCC), memberikan pelatihan dan lainnya agar memberikan edukasi ibu untuk menyusui,” ujar Dr. dr. Naomi Esthernita F. Dewanto, Sp.A(K) selaku pemimpin NICU Siloam Hospitals Kebon Jeruk dalam diskusi kesehatan secara virtual, Jumat (7/8).
BACA JUGA: Berikut Ini 16 Kelompok Penerima Gaji ke-13, Ada Non-PNS
Sejak berdiri 2010, NICU Siloam Hospitals Kebon Jeruk telah menangani lebih dari 2.000 pasien.
Kasus-kasus yang pernah ditangani antara lain bayi prematur, bayi dengan gangguan pernapasan, bayi yang membutuhkan operasi, dan lain-lain. NICU Siloam Hospitals Kebon Jeruk juga menerapkan FCC) yaitu di mana ibu dan bayi berada di satu ruangan.
Dengan adanya FCC, orang tua bisa tinggal dan memantau perkembangan bayinya.
Ibu tetap memberikan ASI Eksklusif, sehingga merangsang proses penyembuhan bayi karena dipercaya kedekatan orang tua dan bayi membantu hormon oksitosin dapat memproduksi ASI agar ikatan batin ibu dan anak semakin kuat.
"Orang tua bayi akan sangat dilibatkan dalam penanganan yang holistik. Sebab, keluarga adalah tim dalam perawatan dan perlu dirangkul untuk terlibat dan mendiskusikan masalah bayi mereka,” terang Dokter Naomi.
Dia menambahkan, selama masa pandemi ini, Siloam Hospitals Kebon Jeruk menerapkan berbagai langkah antisipatif.
Seperti memberlakukan skrining untuk setiap pasien dan pengunjung yang masuk ke area rumah sakit, pemisahan area perawatan dan staf untuk pasien bergejala, dan pemeriksaan rapid test dan swab PCR secara berkala bagi seluruh tenaga medis dan staf rumah sakit.
"Usaha-usaha ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi setiap pasien dan seluruh tenaga medis serta staf rumah sakit Termasuk pasien di area anak dan NICU," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad