Pelajar Asal Blitar Diduga Jadi Korban di Syria

Dikabarkan Tewas dalam Insiden Bom

Minggu, 23 November 2014 – 10:41 WIB
Orang tua Muhammad Rofiq. Foto: Jawa Pos Radar Tulungagung

jpnn.com - BLITAR – Seorang warga Indonesia diduga kuat menjadi korban perang antara kelompok negara Islam (ISIS) dan pihak-pihaknya yang menentang di Syria. Pelajar yang bernama Muhammad Rofik, 23, warga Dusun Klampok, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, itu dikabarkan meninggal dalam insiden pengeboman di Negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut.

Kabar itu disampaikan seseorang yang mengaku anggota satuan intelijen dari Polres Kota Blitar. Sang intel menginformasikannya kepada salah seorang perangkat desa setempat sekitar sepuluh hari yang lalu. Tetapi, dia justru meminta kabar tersebut tak diberitahukan secara gamblang kepada pihak keluarga agar tidak shock.

BACA JUGA: Polisi Bikin Jus Ekstasi

’’Yang bersangkutan justru meminta agar perangkat desa menanyakan terlebih dulu kepada pihak keluarga apakah sudah mengetahui kabar tentang kondisi pemuda itu,’’ ujar Kepala Dusun Klampok, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Eko Purwiyanto Sabtu (22/11).

Dia menjelaskan bahwa intel yang mendatangi perangkat desa tersebut menyatakan bahwa Rofik meninggal dalam sebuah insiden pengeboman di salah satu kota di Syria yang sedang dilanda perang. Perang itu melibatkan tentara pemerintah Syria dan milisi ISIS.

BACA JUGA: 4.480 Pelamar CPNS Berebut 146 Formasi

Menurut Eko, intel tersebut meminta hal itu disampaikan kepada pihak keluarga Rofik. ’’Saya juga antara percaya dan tidak dengan kabar tersebut. Tetapi, saya tidak sempat menanyakan lebih mendalam terkait identitas pria tersebut. Makanya, saya hanya memastikan. Ternyata pihak keluarga (Rofik) juga tidak tahu mengenai kabar tersebut,’’ katanya.

Sementara itu, Sri Rahayu, ibunda Rofik, membenarkan bahwa anaknya selama ini memang berada di luar negeri. Ditemui di rumahnya di Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, kemarin, dia menuturkan belum pernah berkomunikasi dengan Rofik sejak anaknya berangkat ke luar negeri untuk belajar di Madinah sekitar tiga bulan lalu atau setelah Lebaran. Keluarga dan kerabat yang lain juga belum pernah kontak dengan Rofik.

BACA JUGA: PLN Jamin Tidak Byar-Pet Selama Ujian CPNS

’’Sejak berangkat sampai saat ini, belum pernah ada komunikasi sama sekali. Saya juga tidak tahu bagaimana kabarnya sampai saat ini,’’ papar ibu tujuh anak tersebut.

Menurut Sri, pihak keluarga dapat memahami bahwa mungkin kondisi di tempat belajar anaknya itu sangat ketat. Jadi, Rofik belum sempat berkomunikasi dengan pihak keluarga di Indonesia.

Namun, dia menjelaskan, saat akan berangkat, anaknya berniat mendalami agama di salah satu perguruan tinggi di Madinah, Arab Saudi. ’’Soalnya, sebelum berangkat, dia sempat minta rekomendasi kepada salah satu ulama besar asal Madinah yang saat itu menjadi pengajar di sebuah pondok pesantren di wilayah Bogor,’’ ungkapnya.

Ketika ditanya apakah dirinya sudah mendengar bahwa anaknya meninggal, Sri menyatakan belum mengetahui kabar tersebut. Dia justru berharap ada kabar terakhir tentang kondisi anaknya.

Dia pun menyatakan sebelumnya hanya didatangi perangkat desa. Tetapi, sama sekali tidak ada aparat yang datang ke rumahnya. Saat itu perangkat desa bertanya apakah dia sudah mengetahui kabar terakhir tentang kondisi anaknya.

’’Lalu, perangkat desa hanya bilang anak saya meninggal karena kecelakaan. Tetapi, (kecelakaan) seperti apa atau apakah benar (yang tewas itu) anak saya, kami tak tahu. Hanya kabar,’’ paparnya. Karena itu, dia berharap ada keterangan yang resmi terkait dengan keberadaan dan kondisi anaknya.

Sementara itu, Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Frankie Sompie saat dikonfirmasi tentang kabar tersebut menuturkan belum mengetahui secara jelas soal peristiwa yang menimpa salah seorang pelajar Indonesia itu. Namun, dia berjanji akan mencari tahu.

’’Nanti saya upayakan untuk dicek lebih dulu. Siapa tahu yang bersangkutan ada dalam daftar,’’ katanya melalui pesan singkat.

Saat dihubungi, salah seorang petugas satuan intelijen Polres Blitar Kota juga menyatakan hal yang sama. Sejauh ini pihaknya belum mengetahui dengan jelas terkait kabar tersebut.

Namun, pihaknya tidak tinggal diam. ’’Kami juga masih mengecek kepastian kabar tersebut,’’ ujar petugas yang tak mau disebutkan namasingkatnya itu. (ady/ziz/JPNN/c22/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Uang Makan PNS Dinaikkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler