Pelajari Ekosistem JKN di Indonesia, Perwakilan Asal Jepang Kunjungi BPJS Kesehatan

Selasa, 01 Oktober 2024 – 21:03 WIB
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti (kiri) saat menerima kunjungan Tomohiko Kamikawa, mitra dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang ingin mempelajari ekosistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia. Foto: Dokumentasi BPJS Kesehatan

jpnn.com, JAKARTA - BPJS Kesehatan menerima kunjungan istimewa tamu asal Jepang yang merupakan mitra dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang ingin mempelajari ekosistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Kunjungan ini menunjukkan minat internasional terhadap kesuksesan BPJS Kesehatan dalam mengelola Program JKN yang semakin diakui dunia.

BACA JUGA: Selamat! BPJS Kesehatan Raih 2 Penghargaan Bergengsi di Ajang Top GRC Awards 2024

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti dalam sambutannya menyampaikan melalui Program JKN, BPJS Kesehatan telah berasil membawa Indonesia meraih predikat Universal Health Coverage (UHC) dengan cakupan kepesertaan mencapai 98,67 persen dari total penduduk Indonesia per 1 September 2024.

Saat ini, Program JKN telah mencakup lebih dari 277 juta jiwa di seluruh penjuru negeri.

BACA JUGA: Kemenkes, KPK, BPKP dan BPJS Kesehatan Berkolaborasi Cegah Kecurangan di Program JKN

"BPJS Kesehatan hadir sebagai bagian dari upaya Indonesia mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB, khususnya dalam menargetkan penurunan angka kemiskinan dan kehidupan yang sehat dan sejahtera," kata Ghufron.

Dia mengatakan Program JKN tidak hanya memberikan jaminan kesehatan, tetapi juga mencakup layanan promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif, yang bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakat.

BACA JUGA: BPJS Kesehatan Apresiasi Pemkab Ngawi Sukses Capai UHC & Perluas Akses Layanan Lewat MPP

Untuk memastikan layanan kesehatan berkualitas, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti Puskesmas, klinik, serta dokter praktik perorangan, dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) seperti rumah sakit.

"Kerja sama ini melalui proses kredensialing guna memastikan peserta JKN menerima layanan yang cepat, mudah, dan setara sesuai dengan Transformasi Mutu Layanan yang digaungkan oleh BPJS Kesehatan sejak tahun 2023," jelas Ghufron.

Ghufron menyebutkan per 1 September 2024, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 23.295 FKTP dan 3.140 FKRTL.

Selama 2023, Program JKN mencatat pemanfaatan layanan kesehatan sebanyak 606,7 juta pemanfaatan, atau setara dengan 1,6 juta pemanfaatan per hari.

Selain itu, BPJS Kesehatan terus berinovasi di era digital dengan menyediakan layanan non-tatap muka melalui Aplikasi Mobile JKN, Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), dan Care Center 165.

"Aplikasi Mobile JKN memudahkan peserta untuk mengganti FKTP, mendapatkan informasi, hingga menyampaikan pengaduan. PANDAWA pun memberikan kemudahan serupa melalui nomor 08118165165," ujar Ghufron

Ghufron juga menjelaskan inovasi i-Care JKN, yang membantu dokter dan peserta memantau riwayat pelayanan kesehatan dalam 12 bulan terakhir.

Dia mengungkapkan melalui i-Care JKN memudahkan dokter dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.

"BPJS Kesehatan terus berkomitmen memberikan perlindungan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tujannya jelas, yaitu untuk mewujudkan negara yang sehat dan sejahtera," tegas Ghufron.

Mitra dari JICA Tomohiko Kamikawa kagum akan capaian BPJS Kesehatan.

Dia memberikan apresiasi atas inovasi yang telah dilakukan dan menyatakan dukungannya terhadap Program JKN.

"Inovasi yang dihadirkan BPJS Kesehatan dalam memberikan layanan JKN patut dibanggakan. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, harapannya BPJS Kesehatan dapat memberikan layanan kesehatan yang semakin dibutuhkan masyarakat, seperti salah satu contohnya mengurangi tingkat kematian pada anak dari usia nol hingga lima tahun," kata Tomohiko Kamikawa.

Tomohiko Kamikawa meyakini dengan dukungan dari berbagai pihak yang terdapat dalam ekosistem JKN, dapat menekan hal tersebut.

Terlebih pada ekosistem JKN ini terdiri dari berbagai elemen, seperti pemerintah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat.

"Pertemuan ini menjadi ajang bertukar pikiran antara Vitaars dan BPJS Kesehatan dalam menangani isu kesehatan. Harapannya hal ini dapat memperkuat kesehatan masyarakat Indonesia, serta meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global melalui sistem jaminan kesehatan yang lebih komprehensif," tutur Tomohiko Kamikawa. (mrk/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler