Pelaku Dibuntuti dari Medan, Kurir Sabu Diciduk di Bakauheni

Senin, 19 Februari 2018 – 03:33 WIB
Sabu. Foto Ilustrasi: dokumen JPNN

jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Upaya penyeludupan narkoba seolah tak ada habisnya. Para pelaku tetap nekat menyeludupkan barang haram tersebut meski aparat telah berulangkali berhasil mengungkap aksi mereka.

Teranyar adalah upaya penyelundupan lima kilogram narkoba jenis sabu-sabu (SS) yang berhasil diungkap Badan Narkotika Nasional (BNN), Sabtu (17/2) sekitar pukul 10.45 WIB.

BACA JUGA: Lampung Makin All Out Garap Pariwisata

Dari kasus ini, petugas berhasil mengamankan dua kurir asal Jawa Timur di bawah fly over depan KSKP Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel).

SS seberat 5 kg tersebut diamankan dari dalam mobil Toyota Calya nopol S 1282 QI yang dikemudikan tersangka bernama Muhamad Yusuf (38) warga Dusun Ngenu 001/003, Desa Kelinterejo, Kecamatan Soko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur bersama Heri Siswanto (45) warga Dusun Kedungmaling, Desa Kedongmaling, Kecamatan Soko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

BACA JUGA: Liburan ke Pahawang Makin Gampang dengan Samudra Karakatau

Kasat Narkoba Polres Lamsel Iptu M. Ari Satriawan menjelaskan, penangkapan kedua tersangka merupakan buah kerjasama antara petugas BNN dan Satresnarkoba Polres Lamsel.

Sebelumnya, dua tersangka telah diikuti oleh petugas BNN pusat sejak dari Medan, Sumatera Utara. “Sampai di depan KSKP Bakauheni, tepatnya di bawah fly over, mobil Calya yang sudah dibuntuti oleh BNN pusat dari Medan langsung dihadang oleh anggota,” ujarnya, kemarin.

BACA JUGA: Bocah SD Dicabuli Tukang Antar Jemput, Begini Modusnya

Dari pemeriksaan, lanjutnya, petugas berhasil menemukan barang bukti jenis SS di bagasi mobil yang sudah dimodifikasi. Bagasi mobil tersebut sengaja di las untuk menyembunyikan narkoba. “Menurut keterangan tersangka barang tersebut milik TP yang berada di Surabaya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BNN Provinsi Lampung Brigjen Tagam Sinaga melalui Kasi Intel BNNP Richart membenarkan adanya penangkapan dua orang kurir dan 5 kg sabu di areal pelabuhan Bakauheni, Lamsel. Menurutnya, penangkapan tersebut merupakan tangkapan BNN Pusat yang telah membuntuti pelaku dari Aceh. SS itu rencananya dibawa ke Jawa Timur.

“Kita BNNP Lampung membantu pengamanan dari awal masuk Lampung sampai penangkapan di Bakauheni. BNN Pusat telah mengikuti para pelaku dari Aceh,” ucapnya.

Dijelaskan, kedua tersangka yang diamankan diperintah oleh seorang bandar asal Jawa Timur untuk mengambil SS dari Aceh melalui Medan. ”Jadi kedua pelaku ini merupakan warga Jawa Timur yang diperintah bosnya untuk mengambil barang SS ke sumatera melalui lintas darat,” terangnya.

Usai ditangkap kedua pelaku dan barang bukti langsung dibawa ke BNN Pusat. ”Kita cuma bantu saja. Yang menangani kasus ini BNN Pusat. Jadi setelah ditangkap, pelaku dan barang bukti langsung dibawa ke kantor pusat,” tuturnya.

Dia menambahkan, SS yang dibawa tersangka diduga berasal dari Malaysia. Dia memperkirakan, SS tersebut akan diedarkan di pulau Jawa. ”Kalau kita lihat dari bungkusnya, sabu yang dibawa pelaku ini dari Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui ujung barat Sumatera,” paparnya.

Penggagalan upaya penyelundupan 5 kg SS tersebut diperkirakan mampu menyelamatkan sekitar 10 ribu jiwa. “Kita perkirakan satu gram sabu dikonsumsi dua orang. Jadi 5 kg sama dengan 5000 gram diperkirakan dikonsumsi oleh 10 ribu orang,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, petugas BNN menangkap kapal Sunrise Glory berisi 1 ton 29 kilogram SS di perairan Batam Kamis (8/2) lalu. Penangkapan kapal berbendera Singapura ini hanya berselang tujuh bulan dari pengungkapan penyelundupan 1 ton SS lewat laut dengan kapal Wanderlust yang terungkap di Hotel Mandalika di Anyer, Banten, 13 Juli 2017 silam.

Rentetan penangkapan itu sangat meresahkan. Sebab, dengan hitungan kasar, setiap 1 ton sabu-sabu tersebut memiliki daya rusak hingga 2 juta pemakai bila masing-masing mengonsumsi 0,5 gram saja.

Deputi Penindakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari menjelaskan, maraknya penyelundupan narkoba lewat laut sudah terjadi dalam dua tahun terakhir. Menurut dia, hal itu terjadi karena gencarnya penindakan narkoba di beberapa negara di Asia. ”Tiongkok menindak, Filipina juga,” ujarnya saat jumpa pers penangkapan kapal Sunrise Glory di Batam 10 Februari lalu.

Akibatnya, sabu-sabu yang seharusnya dipasok untuk dua negara tersebut kini dialihkan masuk ke Indonesia. Dari pantauan BNN, para bandar sabu-sabu internasional menilai Indonesia sebagai pangsa pasar yang potensial. ”Penduduk 200 juta lebih dan sebanyak 40 persennya adalah generasi muda yang sangat mudah terpengaruh dan berpotensi menjadi pecandu,” ucapnya.

Sesuai data BNN, pasar narkotika di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Pada 2015 jumlah pengguna narkoba di Indonesia mencapai 5,2 juta orang. Jumlah itu terus naik pada 2016 dengan pengguna diprediksi mencapai 5,7 juta jiwa. Pada 2017 kenaikan tetap terjadi dengan jumlah pengguna 5,9 juta orang.

Juru Bicara Divhumas Polri Kombespol Slamet Pribadi menambahkan, selain jumlah pengguna, yang lebih menggiurkan adalah harga narkotika di Indonesia yang berlipat-lipat dari harga di negara produsen seperti Tiongkok. ”Maka, bila bisa menjual ke Indonesia, mereka akan untung besar. Ya menambah menjadi incaran,” jelasnya. (pip/jpg/fik)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dosen USBRJ Tewas Tabrakan Saat Jalan-Jalan di Thailand


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Lampung  

Terpopuler