jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp 15.678 per USD.
Pelemahan rupiah hari ini dipicu pernyataan bernada hawkish dari pejabat bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Merosot, Ambruk Lagi
"USD outlook-nya menguat dipicu oleh pernyataan yang hawkish dari pejabat The Federal Reserve," kata analis Indonesia Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Pelaku pasar mempertimbangkan pernyataan yang cenderung hawkish dari pejabat The Fed.
BACA JUGA: Menggembirakan, Rupiah Hari Ini Memelesat Tinggi
Presiden Fed St Louis James Bullard menunjukkan grafik yang menunjukkan bahwa bahkan asumsi dovish akan membutuhkan kebijakan suku bunga bank sentral untuk naik setidaknya lima persen.
Namun, asumsi yang lebih ketat menyarankan suku bunga Fed atau Fed Fund Rate (FFR) akan naik di atas tujuh persen.
BACA JUGA: Sinyal The Fed Bikin Investor Ketar-ketir, Rupiah Hari Ini Ambyar
Tingkat suku bunga acuan saat ini berada di kisaran 3,75-4 persen setelah serangkaian kenaikan suku bunga agresif.
Di sisi lain, pelaku pasar terlihat menjauhi aset-aset berisiko seiring memburuknya kasus penyebaran virus COVID-19 di Tiongkok setelah dilaporkan kenaikan kasus pada basis harian.
Pelaku pasar juga mencemaskan ketegangan geopolitik antara kedua negara setelah perkembangan terbaru yang melibatkan Polandia, sementara Rusia dan Ukraina masih panas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina tidak bisa disalahkan atas serangan rudal yang menghantam Polandia, yang menewaskan dua orang.
NATO yakin bahwa Rusia yang bertanggung jawab, meskipun rudal tersebut kemungkinan besar berasal dari pertahanan Ukraina. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul