jpnn.com - SURABAYA – Bukti sudah cukup kuat yang menunjukkan bahwa Andik telah melakukan aksi pencabulan. Namun dia masih mencoba mengelak telah melakukan hal itu.
Alasannya saat mencabuli korban, dia dalam kondisi tidak sadar. Andik mengaku saat itu sedang mengigau dan tidur berjalan ke kamar korban. Dia lantas menggerayangi tubuh korban.
BACA JUGA: Malu jadi Buah Bibir, Pilih Akhiri Napas Sendiri, Tragis!
“Saat itu, korban baru sehari menginap di rumah saya. Saya tidak sadar apa saya lakukan. Saya baru terbangun ketika korban berteriak dan saat itu saya juga kaget karena saya berada di kamar korban,” jelasnya.
Diketahui, korban sebelumnya telah dicabuli ayah tirinya, Priyo, yang merupakan kakak Andik.
BACA JUGA: Polisi Gerebek Markas Geng Motor Penganut Ilmu Kebal
Menurut Andik, saat itu dirinya tidak mengetahui kondisi korban yang dicabuli oleh kakaknya itu.
Sebab saat ditanya alasannya ingin menginap, korban hanya diam dan mengaku suntuk di rumah.
BACA JUGA: Dooorr! Dua Bandar Narkoba Tewas Ditembak
Namun saat itu korban belum sempat menceritakan apa yang dialaminya. “Saat itu korban terlihat lelah, sehingga saya menyuruhnya untuk mandi dan istrirahat,“ dalihnya.
Saat diperiksa penyidik, Priyo mengaku mulai tertarik mencabuli korban ketika korban sering memeluknya.
Dia semakin tidak tahan ketika korban mulai beranjak remaja. “Saat itulah saya mulai tidak tahan,” akunya.
Meski telah menyetubuhi anaknya, namun saat diamati tidak terlintas rasa penyesalan tebersit di wajah Priyo. Bahkan dia seperti tidak malu mengakui perbuatannya itu di depan media.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ruth Yeni menjelaskan akibat perbuatan Andik dan Priyo, korban saat ini mengalami trauma dan stres berat.
Rasa malu dan sedih membuat korban sulit untuk diajak berkomunikasi. Dengan kondisi inilah, pihak keluarga terutama ibu korban harus melakukan pendampingan.
“Memang hal ini tidak mudah, namun perhatian dan komunikasi yang intens akan membantu korban bisa sedikit melupakan trauma yang dialaminya,” jelasnya.
Ruth juga mengimbau kepada kelurga lain, khususnya kepada orang tua agar selalu care terhadap kondisi atau perubahan sikap terhadap anaknya.
Sebab bisa jadi mereka memiliki masalah yang dipendam, terutama tindakan asusila. Selain itu, orang tua harus waspada, sebab kebanyakan kasus asusila tersebut dilakukan olah orang-orang terdekat korban.
“Untuk itu pengawasan juga harus dilakukan. Semoga kasus seperti ini tidak terulang kembali,” pungkas mantan Panitreksrim Polsek Wonokromo ini.(yua/no/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eksepsi Diterima Majelis Hakim, Terdakwa Pembunuhan Bebas
Redaktur : Tim Redaksi