jpnn.com, SUKABUMI - Polisi meringkus enam orang yang diduga sering melakukan pungutan liar (pungli) kepada wisatawan di objek wisata pantai wisata di Desa/Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Aksi keenam pelaku telah dilakukan sejak tahun 2000 dengan sasaran wisatawan yang berasal dari luar daerah.
BACA JUGA: Polisi Dapat Info dari Masyarakat, Muatan Truk Langsung Digeledah, Keterlaluan
Dalam aksinya mereka meminta sejumlah uang dengan modus retribusi parkir.
Agar aksinya tidak dicurigai sebagai pelaku pungli, mereka kerap menggunakan rompi parkir dari Pemerintah Desa Cisolok yang dilengkapi dengan kartu identitas, padahal keenamnya bukan utusan dari pemdes setempat.
BACA JUGA: 11 Napi Tiba-Tiba Dikeluarkan pada Malam Hari, Lalu Dijebloskan ke Nusakambangan
Adapun retribusi parkir resmi sesuai aturan pemdes setempat untuk kendaraan roda empat Rp 10 ribu untuk kebersihan dan keamanan, namun enam tersangka meminta uang hingga Rp 100 ribu kepada para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata itu.
Bahkan, mereka tidak segan mengancam wisatawan yang tak membayar yang diminta para tersangka.
Kasus pungli ini akhirnya mencuat dan sempat viral di media sosial sehingga merusak dunia pariwisata Kabupaten Sukabumi.
"Enam terduga pelaku pungli ini ditangkap setelah mereka meminta uang dengan modus retribusi parkir, tetapi, di luar dari aturan. Setelah dilakukan penyelidikan keenamnya ditangkap di sekitar objek wisata," kata Wakapolres Sukabumi Kompol R Bimo Moernanda, Senin.
"Kami masih mengembangkan kasus ini. terkait adanya tindak pemerasan dan kekerasan verbal yang dilakukan tersangka kepada para wisatawan. Sementara untuk total kerugian masih dalam evaluasi," tambahnya.
Kepala Desa Cisolok Hendi Sunardi mengucapkan terima kasih kepada Polres Sukabumi yang menangkap para pelaku pungli di objek wisata di wilayahnya.
Sebenarnya, Pemdes Cisolok menarik retribusi parkir dari para wisatawan dengan tarif seikhlasnya, sedangkan uang digunakan untuk memperbaiki sarana dan membayar jasa orang yang membersihkan pantai, karena masih banyak wisatawan yang membuang sampah sembarangan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti