jpnn.com, JAKARTA - General Manager Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman mengaku kecewa dengan kecilnya nilai kontrak pemain di Piala Menpora 2021. Dia menilai, kali ini klub tidak fair dan otoritas sepak bola malah membiarkannya.
"Pemain itu kontraknya di tahun ini sebenarnya sudah turun nilainya, karena klub kan terdampak pandemi. Ini kok sudah turun, eh masih dipotong 25 persen, 50 persen," ucapnya, Kamis (25/2).
BACA JUGA: Sebut Menantu Terlalu Cepat Melahirkan, Sulaiman Thaib Kritis Dibacok Besannya, Begini Ceritanya
Ditambah lagi, menurut dia risiko yang bakal menimpa pemain juga besar. Sebab, mereka tetap harus bertanding saat situasi sedang pandemi seperti sekarang ini.
"Kalau dipikir, ya tidak fair lah, karena pelaku sepak bolanya risikonya besar, gajinya dipotong. Padahal mereka ini kan yang bermain, yang membuat sepak bola hidup kembali," tuturnya.
BACA JUGA: Linda Novita Sari Dibunuh Lalu Digantung, Rio Prasetya Terancam Hukuman Mati
Pria yang karib disapa Popon itu menyatakan, sebelumnya disebut-sebut sepak bola harus jalan untuk memberi hiburan ke masyarakat. Kemudian, sepak bola harus jalan, agar ekonomi bangkit, usaha kecil bisa jalan lagi karena penjualan pernak-pernik sepak bola bisa jalan lagi walaupun melalui online.
Tetapi, saat sudah diberikan izin dan bisa jalan, pemainnya ternyata tidak mendapatkan gaji yang layak, plus disertai risiko yang besar.
BACA JUGA: PSM Ternyata Punya Tunggakan ke Pemain Lokal, APPI: Sudah Masuk NDRC
"Kok ya nggak dipikirkan nasib pesepak bola yang memutar sepak bola ini, ini pelaku utamanya tidak dihargai, padahal risiko mereka besar," tuturnya.
BACA JUGA: Berita Duka: Mariati dan Rina Agustina Meninggal Dunia, Kondisi Mengenaskan
Sebelumnya, banyak klub yang melakukan renegosiasi kontrak atau tak membayarkan gaji pemainnya secara penuh di tengah pramusim. Kondisi ini menurut Popon cukup mengecewakan aktor sepak bola di lapangan. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad