Pelayan Cafe Ini Ditemukan Tewas Mengenaskan Usai Razia

Senin, 15 Januari 2018 – 18:17 WIB
Suasana evakuasi jenazah LM, pelayan kafe yang ditemukan meninggal dunia di belakang kafe usai razia yang digelar Satpol PP Tapteng. Foto: newtapanuli

jpnn.com, TAPTENG - Razia Satpol PP terhadap sejumlah kafe di Tapanuli Tengah (Tapteng) berakhir duka.

Seorang pelayan kafe berinisial LM, 40, yang sempat kabur ditemukan meninggal dunia setengah jam setelah tempat bekerja dirazia Satpol PP Tapanuli Tengah (Tapteng).

BACA JUGA: Ya Ampun, Oknum Satpol PP Demen Memalak Panti Pijat

Pelayan tersebut ditemukan meninggal di sekitar belakang kafe di Desa Sipeapea, Kecamatan Sorkam, Tapteng, Sumut, pada Minggu (14/1) sekira pukul 01.30 WIB.

Seperti dilansir New Tapanuli (Jawa Pos Group) menyebutkan bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan dari masyarakat atau pemilik kafe berinisial SS.

BACA JUGA: Mayat Tanpa Kaki dan Kepala Gegerkan Warga

Sekira pukul 01.00 WIB datang Satpol PP melakukan razia di kafe milik SS, kemudian 4 orang pelayan kafe tersebut ketakutan dan melarikan diri ke belakang kafe.

Setelah Satpol PP menggelar razia dan meninggalkan kafe, korban sempat menelepon pemilik kafe untuk meminta minum.

BACA JUGA: Penemuan Mayat Bikin Geger di Pantai

“Tak berapa lama pemilik kafe tersebut sampai ke TKP, korban ditemukan sudah tidak bernyawa lagi dan mengeluarkan bui dari mulut dan hidung. Korban berinisial LM, 40, dan sudah dievakuasi,” ujar sebut Humas Polres Tapteng dalam pesan tertulisnya.

Kepala Satpol PP Tapteng Hikmal Batubara mengatakan pada Minggu (14/1) pihaknya menggelar razia dengan mengerahkan sebanyak 60 personel dengan menyasar 3 titik lokasi di Tapteng, yakni Tanah Merah, Kecamatan Pinangsori, Sipeapea dan Pantai Binasi, Kecamatan Sorkam.

“Iya, 60 personel, hanya Satpol PP saja,” ujar.

Disinggung dengan penemuan mayat seorang pelayan kafe yang ditemukan di kafe yang berada di Desa Sipeapea usai pihaknya menggelar razia, Hikmal menuturkan tidak tau menahu akan hal itu.

Dia mengatakan, selama melakukan razia, dia tidak diperkenankan untuk melakukan pemukulan.

“Mana tahu kami itu. Di kepemimpinan saya, tidak satu pun dibenarkan melakukan pemukulan saat operasi atau menggelar razia. Terus, yang kami dapat tadi malam yang sehat-sehat semua. Yang kami tahu, anggota saya menangkap pelayan-pelayan itu yang ada di situ yang sehat-sehat semua,” ucapnya.

Dia juga menuturkan, setelah pihaknya menggelar razia di kafe yang berada di Desa Sipeapea tersebut, pihaknya meninggalkan lokasi antara pukul 01.00-02.00 WIB dengan membawa 2 orang pelayan dari kafe tersebut.

Dan, selama menggelar operasi razia di kafe tersebut, pihaknya tidak menemukan ada pelayan yang sakit atau pun meninggal.

“Jam 1 atau jam 2 tadi malam. Yang penting, selama kita melakukan operasi, kita tidak ada melihat yang sakit atau meninggal. Buktinya mereka sehat, bisa mereka lari,” tuturnya.

Dijelaskan lebih jauh, hasil dari operasi razia itu, pihaknya berhasil mengamankan 12 pelayan kafe dan saat ini telah dikirimkan ke Parawasa Brastagi untuk menjalani pembinaan.

“Ada 12 orang, dari Tanah Merah 10, dari Sipeapea 2 dan sudah langsung diantar tadi pagi ke Parawasa untuk dibina usai didata tadi pagi semua, kira-kira jam 5,” tandasnya. (dh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rotasi Anggota Satpol PP, Anies: Perhatikan Aturan Hukum!


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler