Seorang ilmuwan asal Queensland mengatakan, melepaskan aerosol ke atmosfer bisa menyelamatkan terumbu karang dunia dari dampak perubahan iklim.
Ini adalah ide yang, sebelumnya, para ilmuwan sebut sebagai tindakan yang "tak rasional dan tak bertanggung jawab", tapi Profesor Peter Mumby dari Universitas Queensland mengatakan, melepaskan sulfur dioksida ke angkasa adalah pilihan yang harus dipertimbangkan jika kesepakatan politik gagal untuk menghentikan pemanasan global.
BACA JUGA: Di Tasmania, Ibu Hamil yang Keguguran Bisa Peroleh Sertifikat Pengakuan
Para ilmuwan menyebutnya manajemen radiasi matahari berbasis aerosol stratosfer - menggunakan aerosol untuk menyebarkan sinar matahari jauh ke atas bumi.
"Beberapa metode melibatkan pelepasan artileri ke dalam atmosfer atas, mengambil hal-hal di atas sana dengan pesawat," jelas Prof Peter.
BACA JUGA: Pemimpin Oposisi Australia Dukung RUU Pernikahan Sesama Jenis
Kenaikan suhu permukaan laut memiliki dampak buruk terhadap terumbu karang dunia. (Foto: Catlin Seaview Survey)
Ia menerangkan, "Ini masih merupakan bidang penelitian aktif, namun pada prinsipnya layak untuk dilakukan."
BACA JUGA: Australia Siap Berlakukan UU Pelucutan Kewarganegaraan Bagi Warga yang Terlibat Terorisme
Profesor Peter mengatakan, naiknya suhu air laut berarti efek pemutihan karang tahunan diperkirakan terjadi pada pertengahan abad ini.
"Konsekuensinya pada terumbu karang cukup mengerikan," sebutnya.
Ia mengatakan, tantangannya adalah untuk mengurangi kenaikan suhu di laut dan bahwa "skenario dekarbonisasi agresif" yang sedang dipertimbangkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), adalah salah satu pilihan.
"Tapi bahkan pilihan yang lebih agresif untuk mengurangi suhu adalah untuk mengakali jumlah hamburan cahaya di atmosfer, dan untuk melakukan itu, Anda menambahkan aerosol ke stratosfer atas," kemukanya.
Ia menambahkan, "Sekarang apa yang dilakukannya itu mencerminkan beberapa sinar matahari yang masuk, dan proyeksi model memprediksi bahwa ini akan memiliki efek yang sangat kuat untuk mengurangi jumlah pemanasan di laut.”
Tak ada pengganti bagi pengurangan karbon dioksida
Banyak ilmuwan mengatakan, intervensi iklim bukanlah pengganti bagi pengurangan emisi karbon dioksida.
Awal tahun ini, Akedemi Keilmuan Nasional AS menyimpulkan, hal yang "tak rasional dan tak bertanggung jawab" untuk menggunakan aerosol tanpa mengejar mitigasi emisi, penghapusan karbon dioksida, atau keduanya.
Profesor Peter mengatakan, menempatkan sulfur dioksida ke angkasa tak akan berbuat apa-apa dalam mengurangi pengasaman laut, konsekuensi lain dari perubahan iklim terhadap karang.
Ia menyebut, solusi global untuk menghentikan perubahan iklim akan menjadi hasil terbaik bagi terumbu karang, tapi aerosol bisa digunakan jika itu tak terjadi.
"Saya tak akan pernah menganjurkan, dengan dasar studi ini, bahwa inilah cara terbaik ke depan, tapi kita perlu memiliki penilaian yang seimbang antara semua pro dan semua resiko, dan hanya dengan itulah masyarakat bisa memilah informasi apakah ini harus menjadi bagian strategi untuk menghadapi perubahan iklim," jelasnya.
Profesor Peter mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan sekuat mungkin berkaitan dengan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tetua Aborijin Berbagi Cerita di Peringatan Hari Maaf Nasional