jpnn.com, NUSA DUA - PT Pelindo Jasa Maritim, subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Group menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners' Association (INSA).
Penandatanganan MoU tentang penyediaan layanan onshore power supply di pelabuhan tersebut dilakukan Direktur Utama PT Pelindo Jasa Maritim Prasetyadi dan Direktur Eksekutif INSA Estu Prabowo di hadapan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Arif Toha Tjahyagama, Komisaris Utama dan Direktur Utama Pelindo di Bali, Selasa (18/10).
BACA JUGA: Setahun Merger, PT Pelindo Bisa Hemat Ratusan Miliar Rupiah, wow
Adapun nota kesepahaman tersebut ditandatangani di sela-sela kegiatan The Business Matching Forum G20 di Bali yang merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar Kementerian BUMN.
Direktur Utama PT Pelindo Jasa Maritim Prasetyadi menyampaikan penandatanganan MoU ini menandai keterlibatan pelabuhan dan perusahaan pelayaran untuk mengambil peran aktif dalam upaya mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas kapal di dermaga.
BACA JUGA: Pengamat Maritim: Jadikan Pelindo Sebagai Integrator Pengelolaan Pelabuhan Tersus dan TUKS
“Penandatanganan MoU ini menandai komitmen dan kolaborasi dunia pelayaran mulai dari pemerintah, yaitu Kementerian Perhubungan, Pelindo selaku badan usaha pelabuhan, serta INSA untuk secara bersama-sama melakukan dekarbonisasi di pelabuhan,” ujarnya.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Arif Toha Tjahyagama turut memberikan dukungan melalui penerbitan surat edaran untuk penggunaan listrik darat atau onshore power connection (OPS).
BACA JUGA: Pelni Gandeng Pelindo dan Perum Damri Jalin Kerja sama Antarmoda
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan surat edaran (SE) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kepada INSA yang menjadi bentuk dukungan untuk implementasi layanan onshore secara lebih luas di pelabuhan.
OPS adalah layanan jaringan listrik dari darat untuk kapal-kapal yang sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan atau terminal untuk menggantikan peran mesin bantu yang digunakan kapal saat mereka bersandar.
Selain memberikan manfaat untuk lingkungan, layanan ini juga memberikan efisiensi biaya BBM bagi perusahaan pelayaran dengan rata-rata sekitar Rp 8,2 juta/shipcall atau Rp 2,26 miliar per kapal per tahun.
Penggunaan OPS merupakan langkah Pelindo mewujudkan green port dengan mengurangi emisi karbon dan efek gas rumah kaca di sektor pelabuhan karena mampu memberikan pengurangan emisi di pelabuhan atau terminal sebesar 75-93 persen yang dihasilkan oleh kapal ketika sandar.
Sebagai informasi, pengurangan emisi gas buang oleh kapal sangat ditentukan oleh kategori mesin serta tahun pembuatan mesin bantu kapal sehingga nilai efisiensi di masing-masing terminal bisa berbeda bergantung dari kapal yang sandar. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi