Setahun Merger, PT Pelindo Bisa Hemat Ratusan Miliar Rupiah, wow

Sabtu, 08 Oktober 2022 – 13:15 WIB
Terminal peti kemas yang dikelola oleh PT Pelindo I. Foto dok Pelindo I

jpnn.com, SURABAYA - Merger BUMN Pelindo pada 1 Oktober 2021 mampu memberikan penghematan bagi perusahaan. 

Salah satu penghematan didapat dari optimalisasi aset yang dilakukan subholding PT Pelindo Terminal Peti Kemas (SPTP). Selama setahun, penghematan dari optimalisasi aset disebut sedikitnya mencapai Rp 500 miliar. 

BACA JUGA: Pengamat Maritim: Jadikan Pelindo Sebagai Integrator Pengelolaan Pelabuhan Tersus dan TUKS

Corporate Secretary SPTP Widyawendra menyatakan nilai penghematan tersebut didapat dari sejumlah relokasi peralatan yang dilakukan oleh perseroan. 

Relokasi peralatan pendukung kepelabuhanan dilakukan SPTP untuk memenuhi kebutuhan minimal peralatan di terminal peti kemas yang membutuhkan.

BACA JUGA: Pelabuhan Ambon Berbenah, GM Pelindo: Sabtu dan Minggu, Sekarang Kami Sikat

Hingga September 2022, sedikitnya SPTP merelokasi tiga alat angkat peti kemas di atas dermaga (quay container crane/QCC), 4 alat angkat peti kemas di lapangan penumpukan (rubber tyred gantry/RTG). 

“Optimalisasi aset ini dilakukan untuk mendukung standardisasi terminal peti kemas dengan cara memenuhi kebutuhan minimum peralatan, ketimbang jika harus melakukan pembelian baru melalui pengadaan yang membutuhkan biaya besar dan waktu yang tidak sedikit,” kata Widyaswendra, Kamis (6/10).

BACA JUGA: Pelni Gandeng Pelindo dan Perum Damri Jalin Kerja sama Antarmoda

Nilai baru alat jenis QCC berkisar Rp 140 miliar hingga Rp 160 miliar per unit. Sementara itu, jenis RTG berkisar Rp 40 miliar hingga Rp 50 miliar. 

Jumlah aset yang dioptimalkan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas hingga 2025 mencapai 99 peralatan yang akan direlokasi ke sejumlah terminal peti kemas di seluruh wilayah kerja perusahaan. 

“Selain QCC dan RTG, ada alat angkat dan angkut peti kemas lain yang akan dioptimalkan, tentunya disesuaikan dengan terminal yang akan dituju terutama infrastruktur seperti dermaga dan lapangan penumpukan,” lanjutnya. 

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan saat ini terdapat ketimpangan antara terminal peti kemas di wilayah barat dengan wilayah timur di Indonesia. 

Sejumlah terminal peti kemas belum didukung dengan peralatan yang memadai. Akibatnya kinerja bongkar muat di sejumlah terminal masih belum maksimal.  

Lebih lanjut, Siswanto mengapresiasi langkah Pelindo untuk melakukan relokasi sejumlah peralatan utama dan pendukung kegiatan terminal peti kemas. 

Menurut dia, selain sejumlah program perbaikan dan peningkatan kompetensi petugas operasional, peralatan menjadi hal penting dalam meningkatkan kinerja terminal peti kemas.

“Dengan kinerja bongkat muat yang baik, waktu kapal berada di terminal peti kemas (port stay) menjadi lebih cepat, sehingga mereka dapat segera berlayar dan diharapkan dapat menambah jumlah kunjungan kapal (turn round voyage),” ucapnya Siswanto. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler