jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Faris Thalib menilai, sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menolak reklamasi bukan sekadar wacana politik. Tapi lebih sebagai politik etika, menjalankan amanat warga Jakarta.
Sadar atau tidak, sikap tersebut menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political studies (IPS) ini, membuat Anies dan pasangannya Sandiaga Uno terpilih pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Pilpres 2019 Berpotensi jadi Ajang Pertarungan Politisi Muda
Karena itu, jika konsisten terhadap isu reklamasi bukan tidak mungkin peluang Anies diusung sebagai calon presiden pada Pemilu 2019 mendatang semakin besar.
"Reklamasi dianggap sebagai kebijakan yang banyak merugikan warga Jakarta. Pro pada reklamasi sama saja pro pada korporasi atau pemodal, sebaliknya kontra pada reklamasi sama saja dengan pro pada rakyat kecil yang tergusur," ujar Faris kepada JPNN.com, Kamis (26/10).
BACA JUGA: Selama Slogan Prabowo Presiden Bergema, Peluang Anies Kecil
Menurut Faris, isu reklamasi cukup kuat karena muncul pula dugaan adanya agenda politik asing, terutama Tiongkok untuk menguasai Indonesia.
"Itu artinya sarat dengan agenda konspirasi. Jadi isu yang bisa dimainkan adalah soal melawan kepentingan asing, salah satunya menolak reklamasi," kata Faris.
BACA JUGA: Tiga Tokoh Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Selain itu juga terkait penataan ulang proyek-proyek di Jakarta dan keberpihakan pada umat Islam, yang selama kepemimpinan Ahok dianggap didiskriminatif, terutama pada para ulama.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Bisa Kalahkan Joko Widodo di Pilpres, Ini Alasannya
Redaktur & Reporter : Ken Girsang