jpnn.com, JAKARTA - Kader Partai Gerindra Sandiaga Uno dinilai memiliki peluang untuk berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato dalam persaingan Pemilihan Presiden 2024.
Alasannya, Sandi adalah salah satu sosok favorit dalam pilpres.
BACA JUGA: Menko Airlangga Serahkan Bantuan Tunai Kepada 65 PKL di Kota Mataram
"Sandi berpeluang pasangan dengan Airlangga. Soal capres dan cawapresnya siapa, biasanya soal negoisasi politik," kata pengamat politik Adi Prayitno, Jumat (14/10).
Prayitno mengatakan Sandi juga salah satu tokoh yang mempunyai eletabilitas tinggi. Hal ini juga menjadi nilai tambah untuk berpasangan dengan Airlangga.
BACA JUGA: Kaget dan Bahagia, Nurjanah Menangis di Depan Menko Airlangga
Saat ditanya peluang keduanya berpasangan mengingat Gerindra sudah menyuarakan Prabowo sebagai capres, Prayitno menegaskan keputusan itu ada di tangan Sandi.
"Tergantung Sandi (mau keluar dari Gerindra atau tidak). Gerindra juga belum ada keputusan resmi capres 2024, Hanya kader yang ingin prabowo tetap maju, tapi prabowo belum merespons siap maju atau tidak," katanya.
BACA JUGA: Pengamat LIPI: Erick dan Sandiaga Cawapres Ideal untuk Airlangga
Terkait status Sandiaga Uno yang berasal dari etnis luar Jawa, tepatnya keturunan Bugis, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Prayitno mengakui komposisi geografi jawa non jawa masih populer dalam langgam politik Indonesia. Hal itu menjadi bagian politik representasi politik tanah air yang tak pernah hilang.
Meski dalam prakteknya, jawa dan non jawa dalam beberapa pilpres tidak relevan. Misalnya periode kedua SBY dan Jokowi dimana wakilnya juga berasal dari suku Jawa.
"Jawa non jawa itu juga bagian strategi politik untuk meraih dukungan dari zona berbeda. Tapi klo calonnya kuat, komposisi jawa non jawa ga penting lagi macam SBY dan jokowi periode kedua" tuturnya.
Sebelumnya, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan faktor kesukuan formasi ideal untuk menjadi pemimpin di Indonesia.
“Karena hal itu juga menunjukkan keseimbangan dan stabillitas relasi antara Jawa sebagai mayoritas dan non-Jawa sebagai minoritas,” kata Wasisto saat dihubungi Jumat, 15 Oktober 2021.
Wasisto mengatakan, Airlangga dinilai cukup untuk mewakili suara dari kalangan jawa. Sementara Erick Thohir dan Sandiaga Uno dari luar jawa.
“Saya pikir Erick dan Sandiaga akan menjadi cawapres ideal bagi Airlangga dan Prabowo jika kita merunut pada pola Jawa dan non Jawa,” kata dia.
Tapi, faktor Jawa dan non-Jawa bukan satu-satunya indikator dalam memilih pasangan capres dan cawapres. Faktor identitas menjadi penting juga untuk dipertimbangkan.
“Melihat kecenderungan sekarang karena adanya faktor identitas bisa jadi faktor agama diikutkan dalam nominasi capres dan cawapres itu,” terang dia. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil