jpnn.com - JAKARTA - Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) melakukan aksi di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa (15/7). Mereka mengecam rencana Komisi I memanggil Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI).
Kamerad menilai pemanggilan tersebut sebagai bentuk intervensi legislatif terhadap proses pemilihan presiden 2014.
BACA JUGA: Jubir Jokowi-JK Ingatkan Ketua Komisi I DPR Tak Tekan RRI
"Hari ini kita ingin tunjukkan di parlemen dan partai politik, bahwa seluruh komponen masyarakat mengawasi jalannya pilpres," kata Koordinator Aksi Kamerad, Haris Pertama dalam aksinya di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa (15/7).
Diungkapkan, quick count yang dilakukan LPP RRI merupakan bentuk kepedulian dan tanggungjawab terhadap proses demokrasi di Indonesia. Dan, proses quick count atau hitung cepat yang dilakukan juga dilaksanakan sesuai mekanisme yang ada.
BACA JUGA: Kasus BLBI Buka Jalan Jokowi Jadi Ketum PDIP
Akan tetapi, sebagaimana beberapa lembaga survei lainnya, ketika hasil hitung cepat pilpres menunjukkan angka yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla justru dipermasalahkan oleh Komisi I. Khususnya dari unsur pimpinan dan anggota Komisi I yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.
Koalisi ini diketahui mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Yang mana penegasannya dilakukan dalam deklarasi di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat. Kehadiran Tantowi Yahya dalam pemanggilan RRI patut dicurigai merupakan bentuk intervensi atau intimidasi bagi RRI.
BACA JUGA: KPU Apresiasi Partisipasi Masyarakat Perekap Hasil Pilpres
"Kehadiran Tantowi yang mengatakan pemanggilan tidak ada sangkut pilpres. Ini jelas mencurigakan, karena Tantowi adalah tim sukses Prabowo-Hatta," ujar Haris.
Ditambahkannya, hasil hitung cepat RRI sebenarnya menggambarkan kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Hasilnya pun tidak terbantahkan seperti halnya lembaga survei lain yang memenangkan Jokowi-JK.
"Maksudnya apa memanggil Dirut RRI? DPR berkali-kali menekankan netralitas Polri dan TNI, tetapi justru menggunakan kekuatannya untuk menekan RRI, tim pemenangan dan lembaga survei yang memenangkan Jokowi-JK," katanya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi I Godok Penggabungan RRI dan TVRI
Redaktur : Tim Redaksi