BACA JUGA: Kapolri Gusar Lihat Kerusakan Hutan
SianiparBACA JUGA: Iklan Paloh Menuai Protes
Realitas buruk ini mengancam salah satu industri kreatif yakni industri musik“Pembajakan membuat industri musik ketar ketir,“ kata Togar di Gran Melia Jakarta belum lama ini
BACA JUGA: Golkar Pilih Priyo Dampingi Marzuki
Dia memprediksi kerugian akibat pembajakan bisa mencapai Rp 3 triliunMenurutnya, pembajakan terjadi nyaris tidak dapat dikendalikan oleh ketentuan hukum dan perundang-undangan, termasuk aparat penegak hukum di IndonesiaBerdasarkan penelitian Togar, jumlah cakram optik yang legal beredar di Indonesia diperkirakan 10 persen dari jumlah yang beredarSisanya barang ilegalDia membeberkan kerugian negara dari pajak yang seharusnya mengalir ke kas negara sekitar Rp 1 triliunSementara kerugian seniman, pencipta lagu, artis, dan produser sekitar Rp 3 triliun habis dinikmati oleh pengusaha ilegal tiap tahun
Togar mengaku kondisi itu disebabkan pengawasan pemerintah yang kurang maksimal“Lemahnya pengawasan itu dimanfaatkan oleh produsen ilegal,” katanyaMeski demikian, para pengusaha rekaman sudah mulai mengantisipasi pembajakan dengan beralih ke musik digital“Digital dapat dijadikan solusi terbaik,” lanjutnya
Togar mengatakan, omzet industri musik digital tidak sedikitMelalui teknik itu dapat mencegah atau setidaknya mengurangi pembajakan“Jika pembajakan tak segera diberantas, rekaman konvensional akan punah,” katanyaPada kesempatan yang sama, Direktur PT Nagaswara Publisherindo Rahayu Kertawiguna mengatakan, pembajakan dapat menghambat perkembangan industri musik yang mulai dilirik pelaku bisnis“Industri musik telah memberikan kontribusi 10 persen dari total sumbangan pendapatan negara dari sektor industri kreatif,” tutur Rahayu
Rahayu mengaku para pengusaha rekaman mulai tertarik pasar digitalItu untuk mengantisipasi pembajakan yang semakin tinggiDari pasar digital itu, lanjut Rahayu, perusahaan rekaman dapat bekerjasama dengan operator selular“Misalnya XL (PT Exelcomindo Pratama Tbk),” katanya
Menanggapi pernyataan Rahayu, Presiden Direktur PT Exelcomindo Pratama Tbk, Hasnul Suhaimi mengaku peningkatan pendapatan sejak adanya pasar digital dari Ringback Tone (RBT) cukup tinggiSejak diluncurkan pada 2007, lanjutnya, kontribusi dari RBT mencapai Rp 10 miliarKemudian, tahun lalu tumbuh menjadi Rp 200 miliarDia memprediksi untuk tahun ini sektor RBT mengambil bagian pendapatan perusahaan sebesar Rp 300 miliar atau tumbuh sebesar 100 persen dibanding 2007(vit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran Pelantikan Dewan Sakiti Hati Rakyat
Redaktur : Tim Redaksi