jpnn.com - TANAH DATAR - Teka-teki siapa yang akan menjadi jawara etape dua Tour de Singkarak 2016 akhirnya terjawab. Itu setelah, tim Pishgaman Cycling Team Iran mendominasi kejuaraan balap sepeda internasional yang didukung Kementerian Pariwisata itu.
Etape dua melaju dari Lembah Harau, Limapuluh Kota hingga menuju Istano Basa Pagaruyung, Tanah Datar, Minggu (7/8).
BACA JUGA: Ckckck...Baru Kenal, Bos Paramount Sudah Menyumbang Rp 50 Juta ke Panitera
Tim asal Iran itu menampatkan dua wakilnya di tiga besar yaitu Rahim Emami di posisi pertama dan Reza Hosseini di posisi tiga. Sedangkan posisi kedua direbut oleh pembalap 7-Eleven Filipina, James Ewart.
Prediksi bakal terjadi kejutan di etape dua ini benar-benar terbukti. Rahim Emani merupakan salah satu pembalap yang diunggulkan pada kejuaraan yang masuk kalender UCI ini. Dia benar-benar berlomba dengan serius sejak awal perlombaan. Apalagi pebalap asal Iran memiliki kemampuan ganda yaitu kuat di sprint serta hebat di tanjakan.
BACA JUGA: Jika Ahok Tetap Ngotot, Politikus PKS: Mau Bagaimana Lagi
Meski mampu menjuarai etape dua, perjuangan Rahim Emami tidak mudah. Pembalap dengan nomor startdua ini harus beradu sprint dengan James Ewart. Namun, Rahim Emami sukses masuk terlebih dahulu digaris finis dengan catatan waktu 02:55:34.
Saat masuk finis Rahim Emami terlihat tersenyum karena mampu menunjukkan tim juara bertahan mampu bangkit setelah di etape pertama harus mengakui keunggulan pembalap Australia yang memperkuat tim Data #3 Cisco, Dylan Newberry.
BACA JUGA: Kubu Fahri Minta DPP PKS Serius Menjalani Sidang
Meski posisi tiga besar didominasi pembalap asing, pembalap Indonesia sebenarnya mampu bersaing karena mampu berada di posisi sepuluh besar finis tercepat. Kali ini ada nama Rastra Patria Dinawan dari Timnas Indonesia. Pembalap asal Yogjakarta ini mampu finis ke tujuh dengan catatan waktu 02:55:54.
Apa yang diraih Timnas Indonesia dinilai cukup bagus oleh Manajer Timnas Wawan Setyobudi. Menurut dia, anak asuhnya mampu menjalankan strategi dengan terus berada di rombongan terbesar. "Itu harapan kami sejak awal dan harus bisa konsisten terus di balapan berikutnya," kata Wawan Setyobudi.
Dari 10 besar pembalap tercepat, Indonesia juga menempatkan nama Jamalidin Novardianto yang memperkuat tim Singha Infinite Singapura di posisi sembilan dan Slamet Juangga dari KFC Cycling Team Jakarta dengan catatan waktu yang sama dengan pembalap di atasnya.
Sementara itu, pemegang red white jersey atau pembalap Indonesia tercepat Dadi Suryadi harus finis di urutan 29 dengan catatan waktu yang sama. Dengan demikian pembalap dari Terengganu Cycling Team Malaysia itu tetap berhak memegang red white jersey.
Sedangkan untuk pemegang klasemen umum atau yellow jersey tetap dipegang oleh Dylan Newberry yang di etape dua finis diurutan 30. Dyan juga masih berhak memegang green jersey atau predikat raja sprint. Sedangkan raja tanjakan (polkadot jersey) dipegang pebalap Pishgaman, Amir Kolahdouz dengan 19 poin. Setelah menyelesaikan etape dua, semua pebalap akan yang finis akan melanjutkan balapan ke etape tiga dari Pasaman menuju Pasaman Barat, Senin 8 Agustus 2016.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Burhasman Bur mengaku senang dengan pelaksanaan TDS 2016. Karena daerahnya kedatangan 25 tim yang beradu kecepatan sepanjang 1.100 Km berasal dari 30 negara, di antaranya 19 tim berasal dari luar negeri, sedangkan dari Indonesia sebanyak enam tim. 19 tim luar negeri berasal dari Malaysia, Singapura, Laos, Taiwan, Jepang, Swis, Korea, Australia, Iran, Uni Emirat Arab, Filipina, Hong Kong, dan Kenya. Sedangkan dari dalam negeri yakni tim nasional Indonesia, Prima Indonesia, BRCC Banyuwangi, SAKB Jawa Barat, dan tim dari Sumatera Barat.
”Ini saatnya Sumatera Barat menebarkan pesonanya di mata dunia, dan kami minta kepasa masyarakat untuk bisa menyambut event ini dengan suka cita, kita buktikan bahwa sumber daya manusia di Sumbar juga SDM yang sangat mengerti apa itu perlunya Pariwisata untuk kemakmuran masyarakat,” ujar Burhasman.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, apa sih pentingnya sport tourism seperti Tour de Singkarak (TdS) 2016 ini? Ada dua hal, direct impact (turis yang datang selama pelaksaan TdS 2016 dan indirect impact atau media value-nya. “Lebih besar indirect impact-nya, karena disiarkan di banyak tempat, dilaporkan di banyak media, dan membuat Sumatera Barat semaki popuper dan dipromosikan bersama dengan TdS itu sendiri,” ungkap Arief Yahya.
Kedua, kata Menpar Arief Yahya, soal repeater tourisme yang berasal dari international sport event. “Ada 60 persen dari turis yang datang saat sport event itu, yang datang kembali setelah event sebelum satu tahun,” jelas Arief. Sport tourism itu masuk dalam atraksi man made yang total hanya 5%. Yang ada di Man Made ini adalah sport event dan MICE. Jadi kalau ditanya, berapa sport event sumbangannya terhadap Wisman, ada 1-2%. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wiranto Minta Bentrok Satpol PP-Polisi di Makassar Tak Terulang
Redaktur : Tim Redaksi