jpnn.com, PRAYA - Sejumlah sekolah penerima dana alokasi khusus (DAK) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB di Lombok Tengah terancam putus kontrak.
Satu di antaranya SMKN 1 Praya, Kabupaten Lombok Tengah yang sampai saat ini masih bersusah payah menyelesaikan pengerjaan proyek.
BACA JUGA: Program SMKN Jateng Hasil Prakarsa Ganjar Sukses Antarkan Rafli Bekerja di Luar Negeri
Pengerjaan tersebut molor meskipun kontrak kerja tinggal menghitung hari saja.
Koordinator Tata Usaha (TU) SMKN 1 Praya Zainal Arifin yang ditemui media di lokasi mengatakan progres pengerjaan proyek tersebut saat ini telah mencapai 90 persen.
BACA JUGA: SMKN 8 Surakarta Bakal Jadi Pusat Seni Pertunjukan, Jangan Lupa Mampir saat ke Solo
Hanya saja, dia pesimistis akan dapat menyelesaikan pengerjaan sampai pada tanggal 31 Desember 2022.
"Kalau sekarang sudah sekitar 90 persen, tetapi itu tinggal sedikit yang belum," ujar dia kepada JPNN.com, Senin (27/12).
BACA JUGA: Satu per Satu Pelaku Penyerangan SMKN 3 Semarang Ditangkap
Zainal mengakui jika pembangunan empat ruang kelas tersebut sempat dipindah karena supplier tidak berani mengambil risiko akibat struktur bangunan tidak cocok.
Sebelumnya, empat kelas tersebut akan dibangun di lantai dua yang sudah ada di SMKN 1 Praya.
"Tidak berani mengambil risiko, ukuran bangunan yang di bawah lebih kecil dari pada yang ini (bangunan baru red)," ucapnya.
Menurut Zainal, pengerjaan proyek fisik DAK itu masih bisa di kebut, tetapi memerlukan penambahan jumlah pekerja.
"Karena tinggal plafon, pemasangan keramik, pintu, jendela. Jadi masih bisa dikejar," jelasnya.
Zainal menambahkan selama masa pengerjaan proyek tersebut, pihaknya tidak pernah melihat adanya kendala yang terlalu berarti.
"Semuanya lancar, materialnya juga lancar. Cuman butuh menambahkan tukang," imbuh dia.
Pembangunan 4 ruang kelas di SMKN 1 Praya itu akan menghabiskan dana sebesar Rp 1.104.192.000 dengan kontrak kerja selama 109 hari.
Begitu dengan SMKN 1 Praya, sedangkan di SMKN 2 Praya Tengah, Lombok Tengah sendiri pengerjaannya sampai saat ini tampak baru mencapai 75 persen.
Dari pantauan di lapangan, bangunan 4 ruang kelas itu baru mulai memplaster, sedangkan untuk pemasangan keramik dan plafon masih belum bisa dilakukan.
"Ini karena sering hujan, jadi agak lama. Kalau tepat waktu sih agak susah," kata salah satu tukang di sana. (mcr38/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Pengeroyokan Paskibra SMAN 1 Praya, Ini Langkah Polisi
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Edi Suryansyah