jpnn.com, MANADO - Penjabat (Pj.) Bupati Minahasa, Jemmy Kumendong menyampaikan dukungannya terhadap pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado.
Menurutnya, AMN dapat memberikan banyak manfaat bagi para mahasiswa untuk menempuh pendidikan.
BACA JUGA: Kepala BPIP: Asrama Mahasiswa Nusantara Bentuk Penghuninya Berkarakter Pancasila
"Pemkab Minahasa mendukung pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara ini, sehingga bisa membantu dan memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam menempuh studi," kata Jemmy Kumendong, Selasa (13/8).
Sementara itu, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo, menilai pembangunan AMN di Manado sangat ideal.
BACA JUGA: Stafsus BPIP Romo Benny Susetyo Ajak Pemuda Keluar dari Mentalitas Manusia Terjajah
Sebab, nantinya AMN tidak hanya diisi oleh mahasiswa dari Manado, tetapi juga wilayah lain di Indonesia.
“Di AMN para mahasiswa dapat mempelajari banyak hal, seperti beretorika, berorganisasi, membangun argumentasi dan opini publik. Sehingga AMN tidak hanya menjadi tempat istirahat, namun juga berkegiatan untuk memperkaya wawasan,” tutur Romo Benny.
BACA JUGA: BPIP Serahkan Duplikat Bendera Pusaka Kepada Bupati dan Wali Kota Seluruh Indonesia
Lebih lanjut, Romi Benny menyebut jika ingin membangun Indonesia yang majemuk, kolaborasi melalui pendidikan bercirikan inklusif seperti ini sangat dibutuhkan, agar kualitas SDM yang berkarakter pun ikut meningkat.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey diwakili Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara Steve Kepel, menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah pusat dan semua pihak atas berjalannya pembangunan AMN Manado.
Dia berharap ke depan keberadaan AMN Manado bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga laboratorium sosial, intelektual, dan kewirausahaan.
"Kami tidak hanya mencetak mahasiswa yang cerdas, tetapi menjadi tonggak keberhasilan dalam perjalanan pendidikan di daerah Sulawesi Utara,’’ kata Kepel.
Ke depan, AMN Manado yang merupakan binaan Badan Intelijen Negara (BIN) ini akan diisi oleh para mahasiswa dari berbagai daerah, mulai Aceh hingga Papua dari bermacam suku, agama, ras, dan budaya. Diharapkan terjadi harmoni kehidupan yang bebas dari radikalisme. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad