Pembangunan Infrastruktur Terbukti Turunkan Angka Kemiskinan

Sabtu, 21 Juli 2018 – 02:52 WIB
Ilustrasi tol Trans Jawa. (Foto: Ist/jpnn)

jpnn.com, JAKARTA - Pembangunan infrastruktur yang sangat masif pada era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla terbukti mampu mengentaskan kemiskinan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia turun 633,2 ribu.

BACA JUGA: Kontraktor Swasta Bakal Kebanjiran Proyek Infrastruktur

Mereka merupakan penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan Indonesia.

Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin mencapai 25,95 juta orang atau 9,82 persen. Jumlah ini lebih rendah dari data September 2017 yang berjumlah 26,58 juta orang atau 10,12 persen.

BACA JUGA: Pembangunan Infrastruktur Jokowi Angkat Perekonomian Jabar

Penurunan jumlah penduduk miskin Indonesia ini semakin tajam bila dikomparasi dengan Maret 2017. Angka penurunan penduduk miskin mencapai 1,82 juta orang.

“Pembangunan infrastruktur membantu dan memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat. Akses ini memberi kesempatan masyarakat bekerja dan mendapat kehidupan layak,” kata Direktur Kerja Sama Pemerintah-Swasta Rancang Bangun Kementerian PPN/Bappenas Sri Bagus Guritno, Kamis (19/7).

BACA JUGA: Harapan Bamsoet untuk Kesuksesan Jokowi Kikis Kemiskinan

Pemerintah memang tengah getol membangun infrastruktur di berbagai daerah, terutama luar Jawa.

Salah satunya adalah daerah perbatasan Kalimantan Barat hingga Kalimantan Utara yang dikembangkan dengan investasi Rp16 triliun.

Ada pula pembangunan Pelabuhan Laut Dalam di Papua yang meliputi Sorong, Manokwari, Jayapura, dan Merauke.

Pembangunan Trans Papua juga dilakukan dengan panjang 4.320 kilometer. Tol ini menghubungkan kota-kota seperti Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura, hingga Merauke. Khusus untuk tol Timika-Oksibil bisa tersambung pada 2018 ini.

“Pemerintah banyak memberikan akses kepada masyarakat. Mulai jalan, kesehatan, air minum, hingga penerangan jalan. Berbagai fasilitas ini memberi kesempatan orang bekerja lebih panjang. Beberapa bahkan membuka usaha baru,” ujarnya.

Penurunan jumlah penduduk miskin pun tersebar merata di kota hingga pelosok perdesaan.

Sepanjang September 2017 hingga Maret 2018, jumlah penduduk miskin di perkotaan pun turun 128,2 ribu.

Pada Maret 2018, penduduk miskin di perkotaan berjumlah 10,14 juta. Kondisi berbeda pada September 2017 yang berjumlah 10,27 juta orang.

Selain perkotaan, jumlah penduduk di perdesaan juga turun 505 ribu orang. Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin desa berjumlah 15,81 juta orang.

Jumlah itu menurun dibandingkan September 2017 yang berjumlah 16,31 juta.

“Hasil ini tentu sangat bagus. Sebab, ini menjadi keberhasilan untuk program-program yang dijalankan Pak Jokowi,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri: Mengapa Statistik Kemiskinan Kita Berbicara Beda?


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler