Pembangunan Pembangkit Listrik Dihambat Pembebasan Lahan

Jumat, 07 November 2014 – 14:11 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman menyayangkan kurangnya kesadaran dari semua pihak, termasuk masyarakat, terkait krisis listrik yang mengancam di Indonesia. Padahal, menurut, Jarman potensi terjadinya krisis listrik sudah di depan mata.

Jarman mengatakan, salah satu hambatan yang selama ini sering dihadapi adalah terkait persoalan pembebasan lahan. Pemerintah di satu sisi harus dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat.

BACA JUGA: Ini Syarat Garuda Indonesia Mau Satukan Pajak Bandara dalam Tiket

Namun kenyataan di lapangan, dalam proses untuk memenuhi kebutuhan listrik sering bersinggungan dengan masyarakat.

"Persoalan inilah yang selama ini sering menghambat, ini harus menjadi kesadaran bersama bahwa pembangunan infrastruktur listrik bukan untuk kepentingan pemerintah semata, namun untuk kepentingan masyarakat juga," beber Jarman di Jakarta, Jumat (7/11).

BACA JUGA: Garuda Indonesia Belum Berencana Tambah Kelas Ekonomi

Pemerintah kata Jarman, dalam melaksanakan suatu program tentunya akan berpegang pada aturan perundang-undangan. Selama tidak melanggar aturan yang ada, seharusnya tidak perlu lagi ada hambatan di lapangan.

Ia lantas mencontohkan persoalan yang muncul di proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, yakni terganjal permasalahan pembebasan lahan yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pembangunan.

BACA JUGA: Iran Tawarkan Investasi Kilang

"Padahal, segala proses yang telah dilakukan sudah sesuai dengan peraturan Undang-undang No 22 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Kita dalam melaksanakan program tentunya akan berpegang pada payung hukum," serunya.

Karenanya untuk membebaskan Indonesia dari krisis lisrik menurut hematnya harus ada kesadaran bersama baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat yang lahannya terkena dampak pembangunan.

"Bahwa pembangunan PLTU tersebut untuk kepentingan masyarakat juga. Sehingga, segala persoalan yang muncul dalam pelaksanaannya bisa didiskusikan dan segera dicarikan solusi yang menguntungkan semua pihak. Sehingga manfaatnya pun bisa segera dirasakan," harap Jarman.

Sebelumnya, Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan, Indonesia bisa mengalami krisis listrik dalam dua tahun ke depan jika pemerintah tidak membuat terobosan dalam membangun pembangkit listrik.

Menurut Sudirman, pemerintah harus membangun 7.000 megawatt listrik setiap tahunnya. Saat ini, kemampuan nasional baru sebatas membangun 2.000 megawatt per tahun. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Bahan Pokok Mulai Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler