jpnn.com, JAKARTA - Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mendukung program kemendikbud agar siswa belajar di rumah dalam menangkal pandemi virus corona COVID-19.
Namun, pembelajaran online yang diberlakukan sebagian sekolah sangat berbeda dengan yang seharusnya diterapkan. Sebab, metodenya justru membuat stres siswa.
BACA JUGA: Belajar dari Rumah di TVRI Diapresiasi Prof Zainuddin Maliki
"Pembelajaran daring sebenarnya sangat bagus dan sesuai dengan abad 21. Sayangnya, metode pembelajaran yang dipakai tenaga pengajar malah menyusahkan siswa. Sebab, bukan pembelajaran online tetapi pemberian tugas secara online," kata Ramli kepada JPNN.com, Senin (13/4).
Menurut Ramli, ada perbedaan antara pembelajaran online dengan pemberian tugas melalui media online. Pembelajaran online adalah metode tatap muka antara guru dan siswa melalui dunia maya.
BACA JUGA: Penjelasan Mendikbud tentang Belajar dari Rumah di TVRI
"Jadi pembelajaran melalui platform pendidikan sebenarnya juga bukan sebuah pembelajaran online yang dilakukan oleh sekolah tetapi pembelajaran online yang dilakukan oleh siswa secara mandiri. Bukan oleh sekolah," tegas praktis dan pengamat pendidikan ini.
Itu sebabnya IGI mendorong pembelajaran online yang sesungguhnya.
BACA JUGA: Keren, Bintang NBA Motivasi Siswa SMP dan SMA Belajar di Rumah
Di mana interaksi tatap muka antara siswa dengan guru selalu terjadi pada setiap pembelajaran sesuai jam pelajaran yang telah ditentukan.
Ramli mengungkapkan, berdasarkan pantauan IGI, masalah terbesar para dan siswa-siswa dalam pembelajaran online adalah persoalan kuota data yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pembelajaran dunia maya.
Seharusnya pemerintah melakukan fasilitasi terhadap kuota online ini. Bukan memberikan kuota online kepada platform platform pendidikan tetapi diberikan langsung kepada siswa dan gurunya untuk digunakan dalam pembelajaran online.
"Kami saat ini sedang menggalakkan banyak pelatihan online karena teman-teman guru sebenarnya sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran online. Jadi sekarang guru-gurunya lagi dilatih pembelajaran online," tandasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad