Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah di Jateng Mulai April, Ini Penjelasan Pak Ganjar

Senin, 22 Maret 2021 – 14:48 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo di kediamannya di Semarang. Foto: Instagram Ganjar Pranowo

jpnn.com, SEMARANG - Penantian para pelajar yang rindu akan sekolah tatap muka kini terjawab sudah. Mulai 5 April mendatang Pemprov Jateng akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap pertama di 140 sekolah tingkat SMP, SMA SMK dan MA.

Uji coba pembelajaran tatap muka dilaksanakan di 35 SMP, 35 SMA, 35 SMK dan 35 MA di masing-masing wilayah di Jawa Tengah.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ultimatum Yasonna untuk Pendukung Moeldoko, Jokowi Diminta Bertindak, Kasus John Kei Muncul lagi

Bagi pelajar di tingkat SD, TK dan PAUD belum akan dilakukan uji coba atas dasar masukan dari sejumlah ahli.

 

BACA JUGA: Semarang jadi Sentra Vaksinasi Covid-19 di Jateng, Pak Ganjar Usul Solo dan Banyumas

"Untuk SD, TK dan PAUD belum dilakukan karena ada masukan dari para ahli termasuk Ikatan Dokter Indonesia untuk menunda dulu," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo rumah dinasnya, Senin (22/3).

Setelah uji coba pertama dilaksanakan, maka akan dilakukan evaluasi pada 19-23 April 2021. Uji coba tahap kedua akan digelar pada 26 April sampai 7 Mei dengan penambahan jumlah sekolah atau penambahan siswa.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Jangan Sampai ada Keputusan yang Menyinggung Perasaan Petani

"Sementara 12 Juli sampai September akan dilakukan uji coba tahap ketiga yang diharapkan sudah ada adaptasi baru. Bisa saja nanti sekolahnya ditambah atau jumlah siswanya yang ditambah dalam pelaksanaan itu," jelasnya.

Ganjar menyebut akan diterapkan ketentuan ketat dan mempertimbangkan kondisi wilayah secara epidemologis dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka.

Dinas Kesehatan dan Satgas akan terus memantau dan mendampingi pelaksanaan program ini. Selain itu, pihak sekolah dan orang tua siswa diminta kooperatif dengan wajib melakukan protokol kesehatan dari siswa berangkat, di dalam sekolah, hingga pulang ke rumah.

"Selain itu, semua guru yang melaksanakan PTM saya minta divaksin semuanya agar mereka aman. Saya sudah meminta Disdikbud dan Dinkes menginventarisasi sekolah yang akan melaksanakan tatap muka dan melakukan vaksinasi secepatnya," kata Ganjar.

"Semua sekolah yang menggelar PTM juga harus menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan. SOP harus ketat dan kami akan minta laporan harian dari pelaksanaan itu," lanjutnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Hari Wuljanto menambahkan, setiap sekolah yang akan menggelar PTM wajib mematuhi pedoman pembinaan pengawasan satuan pendidikan yang dikeluarkan Kemenkes. Nantinya, pihaknya akan menggandeng instansi terkait dalam hal pengawasan.

"Kami sudah menggelar rapat koordinasi dengan lintas sektoral, termasuk kabupaten/kota dan Kemenag terkait hal ini. Mereka sudah mengusulkan nama-nama sekolah yang akan melakukan PTM," kata Hari.

Tidak menutup kemungkinan, ada kabupaten/kota yang mengusulkan lebih dari satu jenjang pendidikan PTM. Hal itu nantinya diserahkan kepada bupati/wali kota dengan pengawasan ketat dan pendampingan dari pemprov.

"Kalau ada satu siswa saja yang positif, maka PTM harus ditutup. Sekolah yang terdapat kasus positif, harus memperbaiki prokesnya, memenuhi sarana prasarananya dan jika setelah evaluasi dimungkinkan untuk dibuka kembali, maka akan dibuka. Jadi fleksibel," ucapnya.

Hari mengatakan pelaksanaan PTM hanya diikuti 70-110 siswa per sekolah. Jam pembelajaran tidak lebih dari 4 jam sehari. Satu mata pelajaran maksimal 30 menit tanpa istirahat. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler