jpnn.com, JAKARTA - Rencana pembentukan holding perusahaan BUMN harus mendapat kajian lebih lanjut.
Tidak sekadar menggabungkan perusahaan yang memiliki bisnis yang mirip ataupun sama.
BACA JUGA: Massa Manik Dinilai Gagal Bawa Pertamina jadi Kelas Dunia
Namun, pembentukan holding, diharapkan membuat perusahaan BUMN menjadi lebih besar dan mendapat keuntungan yang banyak serta disegani.
"Holding harus dikaji dengan baik. Menurut saya itu bagus. Namun, untuk holding migas, sepertinya belum begitu mendesak dilakukan," ujar anggota Komisi XI DPR RI Kardaya Warnika, belum lama ini.
BACA JUGA: Dirut Pertamina Diminta Tidak Kedepankan Sikap Arogan
Untuk diketahui, Menteri BUMN Rini Soemarno berencana membuat sejumlah holding perusahaan BUMN.
Mulai holding perhotelan, perbankan, tambang hingga migas.
BACA JUGA: Keluhan Dirut Pertamina Dinilai Tidak Tepat
"Untuk holding migas, menggabungkan Pertamina dan PGN, saya kira itu tidak begitu bagus," jelasnya.
Sebab, PGN adalah perusahaan infrastruktur yang boleh dilewati oleh semuanya.
”Kalau semuanya akan diholdingkan nanti, khawatir terjadi gas yang boleh lewat gas mereka," pungkasnya.
Namun, pendapat berbeda disampaikan anggota Komisi VI DPR RI Eka Sastra.
Menurutnya, wacana pembentukan superholding sangat bagus untuk memperkuat struktur dan daya saing BUMN.
"Agar dapat seperti Temasek dan Khasanah, BUMN negara tetangga yang kuat karena struktur dan profesionalismenya," ujarnya. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Resmi Kelola Blok Mahakam, Pertamina Kucurkan USD 1,1 Miliar
Redaktur & Reporter : Ragil