JAKARTA -- Sejumlah kalangan mengecam pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi, Abdullah, oleh Universitas Indonesia (UI)Pengecaman dikaitkan dengan belum hilangnya sorotan mengenai perlakuan yang diterima Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia di negeri penghasil minyak tersebut.
Raja Arab mendapatkan gelar doktor HC di bidang kemanusiaan dan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
BACA JUGA: Kemendiknas Kirim Delegasi ke One Young World 2011
Anggota Dewan UI, Tamrin Amal Tomagola mengatakan bahwa kampus tersebut akhir-akhir ini makin berani memberikan gelar"UI harusnya bukan hanya diasah nalarnya saja tapi juga nurani," kata Tamrin di Gedung DPR RI, Jumat (26/8)
BACA JUGA: Terbukti Plagiat, Gelar Profesor Dicopot
Dia mengecam sikap Rektor UI yang memberikan gelar Doktor HC."Nah rektor UI hanya menggunakan nalar saja
BACA JUGA: Kemendiknas Standarkan Tatib Sekolah
Dia menegaskan, Rektor UI harus menjelaskan apa latarbelakang dari pemberian gelar ini."Orang UI tidak boleh bingung harus bereaksi dan melawan," katanya"Harusnya dahulukan kepentingan bangsa daripada almamater," kata Tamrin Amal.
Anggota Dewan UI lainnya, Meli, mengatakan bahwa pemberian gelar itu tanpa sepengetahuan keluarga besar UIMestinya, kata dia, rektor bertindak atas nama warga UI"Tapi ini bertindak sebagai individu," kata Meli di tempat yang sama.
Sementara itu, Migrant Care yang konsen terhadap permasalahan TKI di luar negeri juga menolak keras pemberian gelar Doktor HC dari UI kepada Raja Arab SaudiMereka menilai itu sudah mengabaikan prinsip kemanusiaan
Sebelumnya, Anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka juga mempertanyakan pemberian gelar iniDia menyatakan, harusnya sebagai lembaga akademis, UI melakukan kajian, analisa mengenai permasalahan TKI di luar negeri, lalu memberi masukan kepada pemerintah untuk memertimbangkan dalam pengambilan kebijakanNamun, politisi PDI Perjuangan itu kesal, UI malah memberi gelar doktor HC kepada Raja Arab Saudi"Apa alasan sebenarnya," katanya, beberapa hari lalu(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marak Intimidasi Senior ke Yunior, Tatib Sekolah Distandarkan
Redaktur : Tim Redaksi