Pembina NU Purworejo Komentari Insiden Desa Wadas, Begini Katanya

Sabtu, 12 Februari 2022 – 08:15 WIB
Warga menumbangkan pohon untuk mengadang aparat menuju Balai Desa Wadas, Jumat (23-4-2021). Foto: ANTARA/HO-Polres Purworejo

jpnn.com, PURWOREJO - Pembina Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purworejo KH Zaenal Mustofa mengomentari kejadian di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.

Lokasi tersebut sedianya bakal menjadi penambangan batu andesit untuk pembangunan Bandungan Bener.

BACA JUGA: Kapolda Jateng Tarik Anak Buahnya, Begini Kondisi Terkini Desa Wadas

"Saya tinggal di desa tetangga yang bisa dibilang setiap hari lewat Desa Wadas dan intens berinteraksi dengan masyarakat itu,” kata dia ketika dikonfirmasi, Jumat (11/2).

Menurut dia, mulanya masyarakat Desa Wadas diinformasikan oleh pemerintah dan setelah pemutihan, tersiar berita bahwa di desa itu mengandung batu andesit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan material Bendungan Bener.

BACA JUGA: Singgung Perintah MK, Chandra Minta Penambangan Andesit di Desa Wadas Disetop

"Setelah diinformasikan, masyarakat kemudian memberikan beragam tanggapan. Dari upaya sosialisasi secara masif oleh pemerintah, ada pihak dari masyarakat yang menolak kehadiran mereka (pemerintah) untuk sosialisasi," ujar dia.

Zaenal mengatakan sejak awal rencana proyek strategis nasional Bandungan Bener itu dicanangkan, pemerintah terus berupaya melakukan sosialisasi dan mediasi kepada masyarakat di Desa Wadas.

BACA JUGA: Soal Ricuh di Desa Wadas, Legislator Ini Soroti Kinerja Kepolisian

Namun, adanya pihak-pihak yang kontra membuat pendekatan persuasif tersebut tak berjalan mulus.

"Mereka (kontra) sama sekali tidak mau dan menolak sosialisasi dari pemerintah, lalu memasang spanduk di jalan sebagai ekspresi rasa tidak sepakat,” kata dia.

Kemudian pihak pro mulai muncul. Dari situ pihak pro dan kontra mulai ada jarak.

Zaenal mengungkapkan kehadiran pihak kontra tersebut juga kerap membuat warga sekitar menjadi resah.

Bahkan, mereka kerap menyebarkan teror di sepanjang malam dan mengancam warga yang ingin menjual tanahnya.

Zaenal menyebut pemerintah tak menyerah begitu saja untuk melakukan berbagai pendekatan kepada warga Desa Wadas. Termasuk pada Selasa (8/2) lalu, peristiwa yang melibatkan tim pengukur tanah dan aparat penegak hukum.

"Puncaknya yang menjadi trending topik nasional, sebenarnya pemerintah waktu itu akan melakukan sosialisasi di balai desa termasuk pengurkuran tanah, otomatis itukan dikawal polisi,” kata dia.

Namun, sebelum sampai di Balai Desa, mereka sudah dihadang masyarakat kontra yang sudah menyiapkan kayu hingga batu. (cuy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler