jpnn.com, MEDAN - Kasus pembunuhan Agustina Boru Sitorus, 67, yang mayatnya ditemukan dalam karung dan dibuang di Tapanuli Utara menguak sebuah fakta baru.
Ternyata antara korban dengan pelaku, bernama Perinando Simangungsong alias Nando, 37, pernah menjalin hubungan asmara.
BACA JUGA: Alamak! Komplotan Pencuri Ditangkap, Salah Satunya Putri Mantan Wali Kota
Percintaan dua insan ini diungkapkan tersangka ketika ditanya awal mula peristiwa pembunuhan ini terjadi.
“Saya dan korban ini sudah pacaran sejak enam bulan lalu, awalnya dikenalkan saudara pada November lalu, mulai dari situ sering telepon-teleponan. Malah dia yang sering nelepon saya duluan,” ucap Perinando seperti dilansir Sumut Pos (Jawa Pos Group), hari ini.
BACA JUGA: Usai Bunuh Kekasihnya, Mahasiswa Ini Sering Dihantui Mimpi Buruk
Selama menjalin asmara, keduanya telah tiga kali bertemu sebelum akhirnya tersangka membunuh korban. Pertemuan sebelumnya pernah dilakukan di hotel kawasan Padang Bulan.
“Selama pacaran, tiga kali kami ketemu. Ya sempat melakukan hubungan suami istri,” jelas pria yang memiliki dua orang istri tersebut.
BACA JUGA: Rekonstruksi Pembunuhan Sekeluarga di Mabar, Polisi Turunkan 200 Personel
Sementara itu, Kasubdit III/Jatanras Polda Sumut, AKBP Faisal F Napitupulu menyebutkan selain menjalin kasih dengan korban, tersangka juga menjalin hubungan dengan lima orang wanita lainnya.
“Jadi tersangka juga menjalin dengan lima janda lainnya, kebanyakan usianya berada di atas tersangka, ada yang 40-an, 50-an. Kelimanya ini telah kita periksa sebagai saksi,” jelas Faisal.
Pembunuhan yang dilakukan tersangka terhadap nenek berusia 67 tahun dilatarbelakangi korban pernah berjanji untuk memberinya uang sebesar Rp4 juta, namun tidak juga direalisasikan Agustina hingga tewas ditangan sopir rental tersebut.
“Setelah itu mereka berdua cerita, dan tersangka sempat meminjam uang kepada korban namun tak disanggupi dengan alasan tidak memiliki uang,” sebutnya.
Mendengar hal itu, tersangka mencoba meminta cincin yang dipakai korban dan ditolak. Tersangka sempat mencoba merampas dengan menarik tangan korban yang membuat nenek berusia 67 tahun itu marah.
“Korban sempat berkata akan mengadukan perilaku tersangka kepada anaknya karena Perinando mau melakukan perampokan. Diduga karena kesal disebut demikian membuat tersangka langsung menjerat leher korban dengan tali sabuk pengaman,” jelasnya.
Mengetahui Agustina tak berdaya, pelaku selanjutnya memindahkan korban ke bagian bagasi dan kembali menjerat leher korban dengan kawat hingga tewas.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum), Kombes Pol Nurfallah menjelaskan bahwa antara tersangka dan korban diketahui memiliki hubungan spesial. Sehingga pada Selasa (25/4) keduanya berjanji untuk bertemu di terminal Amplas.
“Ketika itu tersangka menjemput korban dengan menggunakan mobil rental Avanza warna merah maron BK 1703 LN di Amplas. Selanjutnya mereka menuju ke kawasan Galang,” kata Nurfallah.
Nurfallah menjelaskan setibanya di kawasan perkebunan karet sekitar pukul 13.00 WIB keduanya bermesraan di dalam mobil dan sempat melakukan hubungan layaknya pasangan suami istri.
Usai membunuh, Perinando Simangungsong menyimpan jenazah korban di bagian bagasi mobil Avanza warna merah marun BK 1703 LN yang dikendarai hampir selama 10 jam.
Bahkan, tersangka sempat singgah pulang ke rumahnya di kawasan Sei Bamban dan mengajak temannya yang bernama Jhoni Manurung pergi menuju ke kawasan Balige dengan mengendarai mobil yang masih berisi jenazah korban tanpa sepengetahuan temannya.
“Setelah membunuh, tersangka yang pergi ke arah Tebing Tinggi membeli dua plastik berukuran besar untuk membungkus jenazah korban,” kata Dirreskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Nurfallah, Selasa (2/5).
Sebelum membungkus jenazah Agustina Sitorus, Perinando sempat mengambil perhiasan korban berupa satu buah kalung emas, tiga buah cincin, satu buah tas warna hitam, uang tunai senilai Rp 450 ribu, dua unit handphone dan satu buah jam tangan warna kuning emas.
“Tersangka sempat singgah ke Pasar Horas Siantar sekitar pukul 17.00 WIB di hari yang sama, untuk menjual perhiasan milik korban yang diketahui berhasil terjual seharga Rp14 juta, ketika itu jenazah korban masih berada di dalam mobil,” ungkap Nurfallah.
Sekitar pukul 20.00 WIB, tersangka yang kembali ke Sergai, kembali berangkat menuju Balige dan meminta ditemani oleh Jhoni Manurung. Sekitar pukul 01.30 WIB pada Rabu (26/4) dinihari, tersangka menurunkan Jhoni untuk makan nasi goreng.
“Di situ korban tidak ikut makan dan malah melanjutkan perjalanan menuju jurang Sipitu-pitu, perbatasan Tobasa-Taput untuk membuang jenazah korban,” jelasnya. (trb/smg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Ini Tega Bunuh Kekasihnya karena tak Terima Diputuskan
Redaktur & Reporter : Budi