jpnn.com, SEMARANG - Pembunuh PNS Bapenda Kota Semarang Paulus Iwan Boedi Prasetijo (51) yang ditemukan tewas terbakar bersama motor dinasnya pada Kamis (8/9) malam, masih misteri.
Iwan Boedi merupakan saksi kasus korupsi di Pemkot Semarang yang sedang ditangani Polda Jawa Tengah (Jateng).
BACA JUGA: Kasus Pembunuhan ASN Semarang, Jenderal Andika Sebut 3 Anggota TNI Diperiksa
Dia tidak pulang ke rumah sejak Rabu (25/8), sehari sebelum jadwal pemeriksaannya oleh polisi.
Keluarga PNS Bapenda Semarang itu pun berencana menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adik ipar Iwan Boedi, Yosef Prastowo menyebut surat yang akan dikirim kepada Presiden Jokowi berisi permohonan agar mendorong polisi segera mengungkap kasus pembunuhan kakaknya.
"Iya betul (akan menyurati Presiden Jokowi)," kata Yosef diberitakan JPNN Jateng, Rabu (12/10).
BACA JUGA: Dahlan Iskan Menulis tentang Irjen Teddy Minahasa, Singgung Kelompok Ferdy Sambo
Yosef menyebut surat tersebut masih disusun sehingga belum dipastikan kapan bakal dikirim kepada presiden.
"Sekarang ini baru dibuat (suratnya, red)," ujar Yosef.
Keluarga Iwan Boedi berharap Presiden Jokowi memberikan perhatian terhadap kasus pembunuhan PNS Bapenda Semarang itu.
"Kami juga berharap kasus segera terungkap dan terselesaikan dengan hukum yang berlaku," ujar Yosef.
Pelaku Diduga Orang Terlatih
Polisi menduga pembunuh salah satu kepala seksi di Bapenda Kota Semarang itu merupakan orang yang terlatih.
Dugaan itu disampaikan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. M Iqbal Alqudusy.
"Diduga yang bersangkutan (pelaku, red), pertama, sudah mengetahui situasi di sekitar Marina tersebut," kata Kombes Iqbal.
Selain itu, pelaku kemungkinan sudah memetakan situasi dan kondisi lokasi sebelum melakukan eksekusi terhadap korban.
"Karena memang di situ hanya ada beberapa lokasi pintu masuk, dijaga oleh portal, kemudian di sana juga ada blank spot," ujarnya.
Jenazah korban sebelumnya ditemukan di tengah-tengah ilalang yang jarang dijamah orang.
"Artinya yang bersangkutan cukup mengetahui lokasi, kemudian juga cukup terlatih," ujar mantan Kasatgas Humas Nemangkawi itu. (mcr5/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam