Dahlan Iskan Menulis tentang Irjen Teddy Minahasa, Singgung Kelompok Ferdy Sambo

Rabu, 12 Oktober 2022 – 09:38 WIB
Irjen Pol Teddy Minahasa Putra, Kapolda Jatim pengganti Irjen Nico. ANTARA/HO-Polda Sumbar.

jpnn.com, JAKARTA - Dahlan Iskan menulis rekam jejak Irjen Teddy Minahasa Putra yang ditunjuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolda Jatim yang baru.

Teddy ditugaskan memimpin Polda tipe A tersebut menggantikan Irjen Nico Afinta yang dicopot buntut tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang pada 1 Oktober lalu.

BACA JUGA: Dahlan Iskan Singgung Pelanggaran HAM Berat dalam Tragedi Kanjuruhan

"Kapolresta Malang itu kini menjadi kepala baru di Polda Jatim. Ini seperti tidak ada hubungan dengan Tragedi Kanjuruhan, tetapi justru bisa nyambung," tulisan Dahlan, Disway edisi Rabu (12/10).

Menurut kolumnis kondang itu, dengan tugas baru sebagai kapolda Jatim, Irjen Teddy mau tidak mau harus cuci piring di Malang.

BACA JUGA: Teddy Minahasa Mampu Menjaga Jatim tetap Kondusif

"Cuci piring besar-besaran. Termasuk sampai harus melakukan penyembuhan luka yang mendalam di sana. Cuci piringnya lahir batin," lanjut Dahlan dalam tulisan berjudul Madura Minahasa itu.

Dahlan menilai Irjen Teddy Minahasa seharusnya mampu mengerjakan tugas beratnya itu.

BACA JUGA: Irjen Teddy Minahasa, Polisi yang Hobi Moge, Punya Harley Davidson dengan Harga Fantastis

Terlebih lagi dia paling pintar di angkatannya di Akpol. Teddy juga tahu Malang luar dalam. Sampai ke budaya Ngalam-nya.

"Dia pernah jadi kapolresta Malang pada 2011.Juga pernah menjadi ajudan Wapres Jusuf Kalla pada 2014. Lalu jadi staf ahli wapres," tulisan Dahlan.

Setelah itu Irjen Teddy dinilai agak tersisih. Itu dilihat dari kariernya yang 'hanya' menjadi wakapolda Lampung. Lantas kapolda Banten dan digeser lagi jadi kapolda Sumbar.

Meskipun Irjen Teddy hebat, tetapi dia belum juga mendapat posisi sebagai kapolda kelas utama.

"Dia memang bukan kelompok Ferdy Sambo. Baru kali ini, setelah Sambo dibersihkan, dia mendapat tempat di polda kelas A: Jatim," tulisan Dahlan.

Teddy Minahasa yang berumur 51 tahun akan berulang tahun 23 November nanti.

Menjadi kapolda Jatim bagi Teddy ibarat ''pulang kampung''. Ayahnya, Madura. Ibunya, Tionghoa muslim, tinggal di Pasuruan.

Hanya saja dia lahir di Sulawesi Utara. Yakni saat orang tuanya merantau ke sana.

"Itulah sebabnya ada 'Minahasa Putra' di bagian belakang namanya," lanjut Dahlan.

Dahlan mengaku sempat mengamati saat Irjen Teddy menjadi kapolda Sumbar. Jenderal bintang dua itu dinilai berhasil menangani gejolak besar tambang emas liar di sana.

"Kemampuan komunikasinya sangat baik," tulisan Dahlan.

Menurut Dahlan, Irjen Teddy Minahasa kini mendapat tugas yang sepadan dengan kemampuan aslinya.

Dengan mendapat arena kelas utama di Polda Jatim, mata nasional akan jeli mengamatinya.

"Kemampuan sebenarnya akan terlihat di sini: memang hebat atau biasa-biasa saja," lanjut Dahlan.

Terlebih, Teddy harus menggantikan posisi Irjen Nico Afinta yang dinilai begitu banyak cobaannya.

Dahlan menulis bahwa Irjen Nico yang kini hanya menjadi staf ahli di Mabes Polri, awalnya memang dikait-kaitkan dengan Sambo. Belakangan diminta ikut bertanggung jawab tragedi Kanjuruhan.

"Maka sebelum berangkat cuci piring minggu ini, Irjen Teddy mungkin akan ke Pasuruan dahulu. Sungkem kepada mamanya. Minta restu. Untuk tugas beratnya. Juga untuk karier berikutnya di masa yang lebih depan. Siapa tahu," tulisan Dahlan. (disway/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Didik Soroti Gas Air Mata Kedaluwarsa saat Tragedi Kanjuruhan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler