Pemerintah Anggarkan Rp 21 Miliar untuk Perbaiki Jalan Jambi-Tembesi

Jumat, 01 Maret 2019 – 03:05 WIB
Puluhan lubang menganga di jalan Jambi - Tembesi. Foto: jambiekspres/jpg

jpnn.com, BATANGHARI - Jalan Lintas Tengah Jambi-Tembesi semakin parah. Puluhan lubang besar menganga di tengah jalan dari Tembesi hingga Kota Jambi. Hampir setiap hari Jalan Jambi-Tembesi macet.

Ditambah 2.500 lebih mobil angkutan batu bara yang melintas setiap harinya. Melanggar jam operasional yang sudah ditetapkan pada pukul 18.00 hingga 06.00 WIB.

BACA JUGA: Kejari Jambi Musnahkan Kulit Harimau, Narkoba dan Gading Gajah

Seperti dilansir Jambi Ekspres (15/2), setidaknya ada lima truk yang terperosok di dalam lubang. Kondisi ini selalu terjadi setiap harinya. Rusaknya jalan Jambi-Tembesi ini membuat jarak tempuh menjadi lama. Travel yang menggunakan mobil pribadi tak mau lewat jalan Jambi-Tembesi.

“Beda satu jam. Kami lewat Ness. Kalau lewat lurus, jalan rusak parah,” kata salah seorang sopir travel tujuan Jambi. Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak dua bulan. “Sekarang sudah semakin parah,” tegasnya.

BACA JUGA: Residivis Curanmor Ditembak Kakinya Saat Beraksi di Sarolangun

Amir Hamzah, warga Muara Bulian mengatakan, saat ini kerusakan Jalan Nasional di Batanghari semakin parah. Ditambah jam operasional angkutan batu bara sudah tidak ada aturan lagi.

“Setiap sore di Muara Bulian suasana kemacetan selalu terjadi. Ini terjadi akibat jam operasional truk angkutan batu bara, belum lagi ratusan mobil truk bermuatan batu bara parkir di bahu jalan,” kesal Amir.

BACA JUGA: Polisi Tangkap Lima Pelaku Penipuan Online di Jambi

Amir berharap pemerintah harus merespon sesegera mungkin, mengingat saat ini khususnya di Kabupaten Batanghari konflik antara masyarakat dan sopir truk batu bara selalu saja terjadi.

“Pemerintah Provinsi maupun Pusat harus cepat mengambil kebijakan, sebelum terjadi konflik sosial di tengah masyarakat,” harapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Batanghari A. Shomad,ST mengatakan, titik jalan yang mengalami kerusakan parah hampir seluruh di jalan Nasional maupun jalan Provinsi yang terbentang di wilayah Kabupaten Batanghari.

Dibeberkan Shomad, untuk jalan Nasional yang melintas di Kabupaten Batanghari yakni dari jalan Pijoan hingga berbatasan Kabupaten Tebo, kemudian jalan Muara Tembesi hingga perbatasan Kabupaten Sarolangun. Kemudian, untuk Jalan Provinsi dari Jalan Tempino hingga Muara Bulian, dan jalan Simpang Sungai Duren-Sungai Buluh (Jalan Ness).

“Kerusakan parah hampir terjadi di setiap Kecamatan, apalagi jalan Desa Rantau Puri dan Desa Tebing tinggi Kecamatan Pemayung, itu hampir setiap Minggu mobil batu bara terperosok,” ungkap Shomad.

Shomad mengakui pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi Jambi dan BPJN. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai isu strategis di Kabupaten Kota, isu yang mencuat yakni kerusakan Jalan Nasional dan Provinsi.

"Kita sudah menyampaikan ke Provinsi terkait kerusakan jalan tersebut, sudah kita sampaikan secara tertulis, maupun secara lisan, iya kita hanya menunggu, karena kita tidak mempunyai kewenangan dan kebijakan,” ungkap Shomad.

Ditambahkan Adison, Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Batanghari mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi baik Pemerintah Provinsi Jambi maupun pihak Kementerian PUPR terkait kerusakan Jalan Nasional maupun Jalan Provinsi yang terbentang di wilayah Kabupaten Batanghari.

“Kita telah mendatangi kantor Balai, dan juga telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi Jambi, hingga ke Kementerian PUPR, itulah yang kita tunggu jawaban atau kebijakan dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi Jambi,” tegas Adison.

Adison berharap agar jalan Jambi-Tembesi segera diatasi secepatnya, mengingat keburukan infrastruktur juga akan berakibat kepada perekonomian masyarakat.

"Kita minta secepatnya ditindaklanjuti, karena perekonomian masyarakat juga ikut terkena imbasnya," harap Adison.

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PJN 1 Jambi, Andre Sahatua Sirait mengatakan, tahun ini Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN 1) Jambi hanya mendapat kucuran dana sebesar Rp 21 miliar untuk perbaikan jalan Jambi-Tembesi.

Anggaran Rp 21 miliar itu efektifnya hanya bisa menangani jalan sepanjang 3 kilo meter. “Usulan kita tahun 2019 ini sebenarnya besar, yang disetujui itu hanya Rp 21 miliar,” akunya.

Ada tiga titik yang akan ditangani serius. Satu titik sekitar 500 meter. PJN 1 Jambi tengah melakukan evaluasi terlebih dahulu apakah menggunakan rigid beton atau aspal. “Lebih nyaman aspal sebenarnya. Tapi, kita evaluasi terlebih dahulu,” ujarnya.

Masih kata Andre, Jalan Jambi-Tembesi yang rusak berat itu sekitar 23 kilo meter. 20 kilo meter akan ditangani pada 2020 nanti. “Tahun ini 3 kilo meter, sisanya tahun depan,” tegasnya.

Jika ditangani keseluruhan Jalan Jambi-Tembesi, kata Andre, membutuhkan biaya sebesar Rp 200 miliar. Oleh karena itu Dia menghimbau kepada truk yang bermuatan besar untuk mengurangi muatan sesuai standar jalan.

“Kalau muatan over load, berbahaya bagi jalan kita, seharusnya nahan 2 juta kendaraan selama 5 tahun, jadi satu tahun. Artinya mengurangi umur rencana jalan,” imbuhnya.

Andre kembali meminta agar truk mengurangi beban kendaraan. Kemudian cek kondisi kendaraan dalam kondisi prima.

“Kalau oli bocor di jalan, itu juga membuat jalan cepat rusak. Jalangan kompoi dan tidak berhenti di bahu jalan,” pungkasnya. (rza/fth)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Gagalkan Penyeludupan Satwa Langka dari Tanjabtim ke Batam


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler