jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian mendukung pelaksanaan program pertanian terpadu dan berkelanjutan yang fokus pada peningkatan kesejahteraan petani, seperti yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna melalui program Integrated Production System (IPS) atau Sistem Produksi Terpadu.
Dalam penerapan program kemitraan tersebut, Sampoerna melalui perusahaan pemasoknya menerapkan sistem pertanian tembakau yang efisien dan terpadu.
BACA JUGA: Serapan Tembakau Lokal Rendah, Sampoerna Maksimalkan IPS
Program ini berhasil menciptakan produk pertanian yang memiliki nilai daya saing tinggi serta menghasilkan kondisi lingkungan yang tetap terjaga.
Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, dukungannya terhadap program kemitraan yang dijalankan oleh Sampoerna kepada para petani tambakau ini.
BACA JUGA: PT Sampoerna Sabet 3 Penghargaan dari Finance Asia
Menurutnya, program kemitraan ini menciptakan bentuk sinergitas yang baik sehingga turut memperkuat daya saing di Industri.
“Kami melihat program kemitraan yang dilakukan Sampoerna merupakan kerja sama sektoral yang baik sehingga bisa menguatkan komoditi itu sendiri,” papar Musdhalifah.
BACA JUGA: Sampoerna Raup Rp 95,5 Triliun
Sementara, Leaf Agronomy Manager PT HM Sampoerna Bakti Kurniawan menjelaskan, petani mitra yang mengikuti program Sistem Produksi Terpadu mampu meningkatkan produktivitas mereka hingga 25 persen.
Sistem produksi pertanian yang berkesinambungan juga merupakan kunci pembangunan sektor pertanian berdaya saing tinggi yang mampu menyejahterakan para petani Indonesia.
“Program ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan inovasi di sektor pertanian. Perusahaan senantiasa berkomitmen menghadirkan terobosan guna meningkatkan produktivitas mitra bisnis kami agar terus berkembang sehingga akan berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan mereka, terutama petani tembakau dan cengkih,” ujar Bakti.
Program ini telah diterapkan sejak 2009 dengan menggandeng sebanyak 27.500 petani dengan luas lahan garapan 24.500 hektar. Program kemitraan memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para petani sehingga perusahaan memiliki jaminan atas kualitas dan kuantitas tembakau yang dihasilkan.
“Kami juga memperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian. Misalnya, mulai dari teknik pembakaran dengan sistem rocketbarn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16 persen, serta alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60 persen,” terangnya.
Program kemitraan ini juga sudah dijalankan di beberapa kota penghasil tembakau di Indonesia seperti di Jawa Timur yakni Madura, Jember, Bondowoso dan Lumajang serta wilayah sekitar Jawa Tengah yakni Rembang, Wonogiri, dan Purwodadi.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy