Pemerintah AS Buka Lagi, Tak Ada yang Jadi Pemenang

Rabu, 24 Januari 2018 – 11:20 WIB
National Mall di dekat gedung parlemen AS ditutup karena government shutdown yang mulai berlaku kemarin, Sabtu (20/1). Foto: CNN

jpnn.com, WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat buka kembali. Pegawai bisa kembali bekerja secara normal, kerugian negara bisa ditekan, dan tidak ada aliran dana untuk membangun tembok di perbatasan Meksiko.

Bagi Partai Demokrat, hasil ini adalah sebuah kemenangan. Tapi, bagi para pendukungnya, Demokrat dianggap kalah.

Sebab, Demokrat tidak menghasilkan hal yang signifikan untuk para Dreamers. Yaitu, imigran gelap yang dibawa orang tuanya ke AS saat masih anak-anak yang selama ini dilindungi dengan program Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA).

BACA JUGA: Tur Timur Tengah, Wakil Trump Malah Ditolak di Mana-Mana

’’Tidak ada yang menang. Yang ada, siapa yang kalah paling banyak,’’ ujar konsultan politik Frank Luntz.

Shutdown alias penutupan sementara pemerintah federal AS itu hanya berlangsung tiga hari. Dimulai Sabtu dini hari (20/1) dan berakhir Senin sore (22/1). Dalam voting terakhir, 81 anggota Senat mendukung usul anggaran sementara dan hanya 18 yang menolak.

BACA JUGA: Trump Pilih Pemerintah Tutup ketimbang Membantu Imigran

Banyak pihak menganggap anggota Senat Demokrat kalah paling banyak. Dalam negosiasi, Pemimpin Demokrat di Senat Chuck Schumer hanya diberi janji oleh Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell. Janji yang ditawarkan adalah mereka akan membahas masalah DACA dalam beberapa pekan ke depan.

Republik sebenarnya juga enggan menyetujui pembahasan tersebut. Sebab, Presiden AS Donald Trump sudah jelas menginginkan agar program DACA ditiadakan saja. Pembangunan tembok antiimigran di perbatasan Meksiko juga tak dianggarkan.

BACA JUGA: Pemerintah Tutup, Mesin Perang AS Tetap Beroperasi

Bukan hanya itu, RUU yang diloloskan Senat tersebut juga lebih pendek dibandingkan dengan usulan awal. Yaitu, hanya berlaku tiga pekan hingga 8 Februari mendatang.

Setelah itu, harus ada usulan lainnya atau bujet jangka panjang disetujui. Sejak September, Kongres belum sepakat dengan usulan bujet tahunan yang diusulkan pemerintahan Trump.

Demokrat dan Republik sama-sama pusing. Tapi, jika dikalkulasi, Demokrat-lah yang pusingnya tujuh keliling. Sebab, hujatan datang dari berbagai penjuru. Baik dari anggota partai maupun para aktivis imigran.

Mereka selama ini mendukung langkah Demokrat untuk melindungi para Dreamers. Bagi para aktivis itu, Demokrat seakan mengkhianati mereka. Perasaan antara marah dan kecewa bercampur aduk.

’’Ini adalah kegagalan kepemimpinan Demokrat,’’ tegas Christine Neumann-Ortiz, direktur eksekutif kelompok advokasi Voces de la Frontera yang berbasis di Wisconsin, sebagaimana dilansir Associated Press.

Senator California Dianne Feinstein juga ikut menyatakan kekecewaannya. Sebab, tidak ada jaminan bahwa Republik akan membantu para Dreamers.

Anggota Senat lain yang juga menolak adalah Elizabeth Warren, Kirsten Gillibrand, Cory Booker, Bernie Sanders, dan Kamala Harris. Bagi mereka, memercayai janji McConnell adalah sebuah kebodohan. Pendukung Demokrat kian berang melihat cuitan Trump.

’’Kami akan membuat kesepakatan jangka panjang tentang imigrasi jika dan hanya jika itu baik untuk negara kita,’’ kata suami Melania tersebut lewat Twitter.

Dia juga menyebut Demokrat telah menyerah. Kalimat Democrat Caved alias Demokrat Menyerah menjadi trending di Twitter. Trump di sisi lain tidak ikut dalam rapat pembahasan antara Schumer dan McConnell.

Bagaimanapun juga, para pengamat menilai bahwa Republik plus Trump hanya bisa senang sementara. Tepatnya tiga pekan sesuai jangka waktu anggaran sementara yang sudah disepakati itu.

Harus ada kesepakatan sebelum 8 Februari. McConnell menegaskan, jika sampai batas waktu itu tidak ada kata sepakat, Senat boleh mengajukan aturan perundang-undangan tentang nasib para Dreamers. (sha/c17/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Ini Dituding Jadi Biang Keladi Tutupnya Pemerintah AS


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler