Pemerintah Tutup, Mesin Perang AS Tetap Beroperasi

Minggu, 21 Januari 2018 – 11:48 WIB
Pesawat bomber B-1B milik Amerika Serikat. Foto: Boeing

jpnn.com, WASHINGTON - Tak seorang pun tahu berapa lama pemerintahan AS bakal ’’membeku’’ akibat shutdown ini. Pada 2013, shutdown berlangsung selama 16 hari.

Kondisi tersebut pernah bertahan lebih lama. Yakni, 27 hari pada Desember 1995–Januari 1996. Semua bergantung deal antara Demokrat dan Republik. Yang jelas, dampaknya cukup besar.

BACA JUGA: Pria Ini Dituding Jadi Biang Keladi Tutupnya Pemerintah AS

’’Itu (shutdown, Red) mengakibatkan dampak langsung dan tidak langsung pada perekonomian AS,’’ terang ekonom senior di Standard and Poor's Beth Ann Bovino kepada Al Jazeera.

Dampak langsung yang dirasakan adalah penurunan produktivitas. Ratusan ribu pegawai pemerintah bakal dirumahkan. Efek tersebut memang belum terasa sekarang karena masih libur akhir pekan.

BACA JUGA: Duh, Pemerintah Amerika Serikat Tutup Lagi

Menurut Bovino, pemasukan dari sektor pariwisawa juga bakal menurun. Itu konsekuensi dari tutupnya tempat-tempat publik yang dikelola pemerintah. Misalnya, museum, kebun binatang, dan taman nasional.

Lomba lari yang rencananya diselenggarakan di Cuyahoga Valley National Park akhir pekan ini mungkin juga ditunda. ’’Kami berharap sedapat-dapatnya taman tersebut tetap bisa diakses,’’ ujar salah seorang ranger Cuyahoga Valley National Park Jennie Vasarhelyi.

BACA JUGA: Anak Buah Trump Pengin Ajak Indonesia Memusuhi Korut?

Presiden AS Donald Trump sempat mencuit melalui akun Twitter miliknya bahwa shutdown berdampak luar biasa pada militer AS.

Namun, beberapa media menyebut Trump terlalu berlebihan. Berdasar memo yang dirilis Wakil Menteri Pertahanan Patrick M. Shanahan diketahui bahwa operasi militer AS di Afghanistan, Iraq, dan Syria tetap berlangsung.

’’Kami harus melanjutkan banyak operasi penting lainnya untuk keselamatan hidup manusia,’’ tulis Patrick sebagaimana dilansir The New York Times.

Menteri Pertahanan Jim Mattis memperkirakan, 50 persen pegawai di bawah naungan kementeriannya akan dirumahkan. Pengumpulan informasi intelijen yang dirasa tidak terlalu mendesak dan penting untuk keamanan nasional dihentikan lebih dulu.

Tunjangan USD 100 ribu (Rp 1,3 miliar) untuk keluarga anggota militer yang tewas sementara ini juga tidak bisa diberikan. Biasanya, uang itu diberikan untuk biaya pemakaman.

’’Kapal dan kapal selam tetap di laut, pesawat kami akan terus terbang dan para prajurit terus memerangi teroris di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan,’’ begitu bunyi memo yang ditandatangani Jim Mattis.

Untuk urusan sampah, pemerintah AS belajar dari shutdown 2013. Anggaran pemerintah Kota Washinton DC, misalnya, memang ikut dibekukan karena terkait dengan pemerintah federal. Meski begitu, mereka punya solusi.

Direktur Kantor Manajemen Kinerja dan Anggaran Washinton DC Jenny Reed menyampaikan, pihaknya bisa mengakses pendapatan pajak lokal. ’’Dengan begitu layanan dasar seperti pengambilan sampah tetap bisa berjalan,’’ katanya. (sha/c22/pri)

 

Imbas dari Shutdown di AS

 

• Sedikitnya 850 ribu pegawai pemerintah dirumahkan sementara.

• Lebih dari 147 taman nasional, termasuk 19 museum yang dikelola Lembaga Smithsonian, bakal ditutup.

• Sebanyak 1,87 juta pegawai negeri di bidang administrasi keselamatan transportasi, inspeksi keamanan pangan, petugas perbatasan, dan penjaga penjara bekerja tanpa digaji.

• Sekitar 1,3 juta anggota militer aktif juga harus bertugas tanpa digaji.

• Pengurusan paspor, izin kepemilikan senjata, dan beberapa dokumen lainnya tidak bisa dilakukan.

• Sektor pariwisata bakal terdampak karena turis tidak bisa mengurus visa masuk ke AS.

• Jika berlangsung lama, perekonomian juga ikut terimbas. Saat shutdown pada 2013 yang berlangsung 16 hari, kerugian ekonomi mencapai USD 24 miliar (Rp 319,6 triliun).

 

Diolah dari berbagai sumber

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Serikat dan Arab Saudi Beda Pendapat Soal Qatar


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler