Pemerintah Beberkan Ada Komoditas yang Dicari Banyak Orang saat Ini, Apa Tuh?

Kamis, 17 Juni 2021 – 20:07 WIB
Mentan SYL mengapresiasi dan mendukung kerja keras Bupati Madiun, Ahmad Dawani dalam mengembangkan porang. Foto: Kementan

jpnn.com, MADIUN - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan saat ini porang yang menjadi salah satu komoditas super prioritas Kementerian Pertanian untuk meningkatkan nilai ekspor.

Pada skala luas, komoditas ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan mulai dari hulu sampai hilir dengan dukungan kelembagaan petani yang kuat dalam bentuk korporasi.

BACA JUGA: Komisi IV Apresiasi Langkah Kementan dalam Optimalisasi Budi Daya Porang di Jatim

Madiun merupakan salah satu dari 263 Kabupaten yang akan difokuskan sebagai pengembangan porang walaupun sejak 1980-an, petani Madiun khususnya di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, sudah akrab dengan Porang.

"Waktu saya KKN, zaman kuliah dulu. Saya mendampingi petani di sini untuk membuat chip. Tapi tentu dengan cara yang tidak seperti sekarang ini. Masih tradisional," kata Menko PMK Muhadjir saat melakukan Gerakan Panen Porang bersama Mentan Syahrul Yasin Limpo di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis (17/6).

BACA JUGA: Mentan Optimistis Komoditas Ini Akan Berkembang Pesat, Jangkau Seluruh Pasar Mancanegara

Parmo (47 tahun), salah satu petani di Desa Klangon mengatakan bahwa Porang awalnya tidak dilirik orang karena dianggap sebagai tanaman liar. Baru memasuki awal 2000-an saat harganya mulai merangkak naik, orang beramai-ramai tanam porang.

"Sebetulnya, tahun 60-an sudah ada Porang. Tapi memang mulai dibudidayakan tahun 1985. Waktu itu dibentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang mewadahi petani porang. Sekarang ada sekitar 350 petani yang menggarap 240 hektar," ungkap Parmo.

Selain di Kecamatan Saradan, Porang di Madiun juga bisa ditemui di Kare, Dolopo, Dagangan, Mejayan, Gemarang, Wungu, Wonoasri, Pilangkenceng dan Madiun.

Produksi umbi basah porang di Madiun dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada 2018, produksi umbi basah mencapai 8,8 ton, pada 2019 melonjak menjadi 20,79 ton dan 2020 naik dua kali lipat, 50,1 ton.

Sama halnya dengan umbi basah, setiap tahun produksi chip juga mengalami peningkatan. Pada 2018, produksi umbi basah mencapai 1,5 ton, pada 2019 melonjak 3 kali lipat menjadi 5,1 ton dan pada 2020 naik lagi, 12,5 ton.

Mentan SYL mengapresiasi dan mendukung kerja keras Bupati Madiun, Ahmad Dawani dalam mengembangkan porang.

"Saya sudah dengar laporannya. Luar biasa Bapak Bupati kita. Teruskan dan jalankan dik. Tentu bersama ibu gubernur," kata Mentan.

Sekarang inI, menurutnya banyak orang yang mencari bibit Porang. Ia berpesan, Porang ini jangan langsung dibawa keluar.

"Saya dukung perda bu gub tentang larangan menjual katak, yang boleh keluar hanya chip dan tepung," pungkasnya. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler