jpnn.com, JAKARTA - Ketegangan politik di Bolivia memasuki tahap baru. Pemerintah sementara menuduh mantan presiden Evo Morales melakukan tindakan terorisme dan menghasut warga untuk melakukan protes di jalan.
Menteri Dalam Negeri Bolivia yang baru, Arturo Murillo pada hari Jumat (22/11) menuduh bahwa Morales dari pengasingan mengorganisir penghalang jalan yang mencegah makanan memasuki kota.
BACA JUGA: Evo Morales Siap Kembali ke Bolivia
Dia mengumumkan bahwa sebuah gugatan pidana telah dilayangkan ke kantor jaksa penuntut umum untuk membuka penyelidikan atas Morales. Gugatan itu berdasarkan rekaman audio mengenai pengorganisasian massa yang dituduh dibuat Morales dari pengasingan di Meksiko.
"Kami mencari hukuman maksimum untuk penghasutan dan terorisme," kata Murillo.
BACA JUGA: Dilengserkan Rakyat, Evo Morales Tinggalkan Bolivia
Menanggapi hal tersebut, melalui akun Twitter Morales membantah tuduhan itu. Dia menyebut bahwa rekaman audio itu palsu dan dimanipulasi. Morales justru mempertanyakan mengapa jaksa tidak menyelidiki kematian para pengunjuk rasa daripada menyelidiki tuduhan yang tidak benar terhadap dirinya.
Sebelumnya, presiden sementara Bolivia, Jeanine Ánez mengatakan bahwa Morales harus menghadapi penuntutan jika dia kembali ke negara itu.
BACA JUGA: Digoyang Demonstrasi, Rezim Evo Morales Akhirnya Tumbang
"Dia (Morales) harus menghadapi keadilan, karena (dia) pergi dengan cara yang paling pengecut," ujarnya seperti dimuat BBC.
Morales sendiri diketahui angkat kaki dari Bolivia dan mengasingkan diri ke Meksiko setelah mundur dari jabatannya di bawah tekanan pada 10 November lalu. (rmol/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil