Pemerintah- Bulog Optimis Target Beras Terpenuhi

Rabu, 02 Maret 2011 – 18:08 WIB

JAKARTA — Meski kondisi cuaca akhir-akhir ini tidak menentu, namun Kementrian Pertanian dan Perum Bulog optimis capaian produksi beras pada kuartal pertama 2011 bisa mencapai targetWakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamukti bahkan optimis, panen raya pada Februari lalu menghasilkan beras hingga 6,5 juta ton.

"Kita memang belum punya datanya

BACA JUGA: Pemerintah Ragu Terapkan Pembatasan BBM Bersubsidi

Tapi perkiraannya untuk Februari kita bisa capai 6,5 juta ton
Kita tidak punya rincian per Provinsi, tapi di Januari kira-kira 2,5 juta ton dan di Februari 2,6 juta ton," kata Bayu pada wartawan di Jakarta, Rabu (2/3).

Beras yang sudah masuk ke gudang Bulog, kata Bayu, sudah lebih baik dari 70 ribu ton

BACA JUGA: Amankan Stok Pangan, Bentuk Timnas Beras

Adapun nilai kontrak beras yang harus masuk gudang sepanjang kuartal pertama mencapai 200 ribu ton
Pemerintah pun berharap bisa mengurangi ketergantungan pada beras impor.

Meski demikian Bayu mengatakan pula bahwa kebijakan impor pangan selama ini bertujuan untuk mengamankan stok pemerintah dan mengamankan harga gabah kering di petani

BACA JUGA: Mitsubishi Target Penjualan 2 Juta Unit Mobil

Pemerintah tetap berkeinginan ketersediaan stok beras berjalan seimbang dengan kesejahteraan petani.

"Jadi sebenarnya untuk 2011 impor akan selalu kita perlakukan samaTarget kita kalau tidak salah sekitar belasan juta ton atau naik lebih jauh dari target aram I-2010Tapi kita tidak punya hak memaksa petani untuk menanam, jadi kita lindungi saja," kata Bayu.

Sementara Direktur Perum Bulog Sutarto Alimuso mengatakan, perhitungan panen raya pada kuartal I-2011 masih sesuai prediksiBulog menargetkan setiap bulan bisa memiliki stok beras dari hasil panen raya petani dalam negeri.

"Nantinya panen selalu ada sepanjang tahunKalau panen bisa merata sepanjang tahun, maka harganya cenderung stabil dan tidak jatuhDoakan saja tidak perlu impor," kata Sutarto.

Meskipun nantinya target produksi padi pada angka ramalan (Aram) I tidak mencapai target, namun Sutarto mengatakan bahwa hal itu bisa menjadi evaluasi untuk peningkatan produksi di masa berikutnyaMisalnya, mencari solusi atas penyebab kegagalan panen ataupun luas lahan yang kurang memadai.

"Aram I itu dipakai sebagai pedoman mengambil langkah strategis apa yang diperlukanAtas dasar pengalaman itu kita lakukan evaluasiBisa lahannya, airnya, pupuknya atau yang lainNamun secara tekhnis itu bukan tanggungjawab Bulog," kata Sutarto.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Siapkan Inpres Nelayan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler