jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berharap antara pemerintah dan Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) bisa mengintegrasikan sistem terpadu untuk mempercepat perbaikan tata kelola penempatan pekerja migran ke luar negeri.
Hal itu perlu dilakukan agar para pekerja migran Indonesia di luar negeri makin terlindungi dan mendapatkan pekerjaan serta penghasilan yang semakin layak.
BACA JUGA: PTSA Kemnaker Raih Penghargaan dari Ombudsman RI
Itu disampaikan Ketua Umum APJATI Abdullah Umar Basalamah setelah diterima Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jumat (08/11).
Pria yang akrab disapa Ayub ini diterima Presiden didampingi puluhan pengurus DPP dan DPD APJATI se - Indonesia serta perwakilan luar negeri APJATI dari 13 negara.
BACA JUGA: Bekerja di LN Berisiko tapi Memberi Peluang Bagi TKI
Presiden, lanjut Ayub, meminta APJATI berperan nyata untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi pekerja migran Indonesia di luar negeri.
“Saya ingin tatakelola kita bisa seperti Philipina dan saya sangat yakin yang bisa berperan dari pihak swasta dalam hal ini adalah APJATI. Saya minta APJATI segera membuat tim yang nanti bekerja bersama pemerintah”, kata Ayub mengulang pernyataan presiden
BACA JUGA: DKI Jakarta Raih Penghargaan IPK Tertinggi 2017
Dalam waktu dekat Presiden berjanji akan mengadakan rapat bersama lintas Kementerian dan Lembaga yang terdiri dari Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, BNP2TKI dan mengundang APJATI untuk mempercepat tata kelola migrasi, setelah diundangkannya UU No. 18 tahun 2017 tentang Perlindungam Pekerja Migran Indonesia.
“Sampai sekarang kita fokus pada pembangunan infrastruktur. Segera setelah ini, kita masuk ke pembangunan kualitas dan kompetensi manusia kita. Secepatnya kita adakan pembahasan bersama antara pemerintah dan APJATI," tegas Presiden.
Sebagai Ketua Umum APJATI, Ayub menyatakan melaporkan kepada presiden bahwa selama ini asosiasinya telah menjalin kerjasama strategi dengan Kementerian Ketenagakerjaan, untuk bersama-sama merumuskan perbaikan sistem dan tata kelola pekerja migran.
“Kami terus memberikan masukan dan melakukan diskusi-diskusi bersama dengan jajaran Kemnaker. InsyaAllah, dalam waktu dekat akan ada wujud yang kongkrit. Presiden mengapresiasi soal ini dan berharap segera ada kebijakan perbaikan migrasi pekerja ke luar negeri”, terang Ayub.
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri saat dihubungi secara terpisah menanggapi positif pertemuan Presiden dan APJATI.
“Ini bukti bahwa Presiden Jokowi tidak hanya peduli dengan infrastruktur. Presiden nyata peduli dengan kualitan dan kompetensi serta perlindungaj pekerja migran Indonesia di luar negeri. Tentu saya akan menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut supaya arahan presiden segera menjadi kebijakan kongkrit untuk dilaksanakan”, tegas menteri yang hoby bernyanyi ini.
Hanif menambahkan dirinya bersama jajaran di Kemnaker terus melakukan negosiasi dengan negara-negara tempat para pekerja migran Indonesia bekerja.
Negosiasi itu untuk makin memastikan adanya sistem perlindungan yang kuat dan kesejahteraan yang layak bagi pekerja Indonesia. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menaker Hanif: Jumlah PKB Buruh-Pengusaha Terus Meningkat
Redaktur & Reporter : Natalia